KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESA yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhasil
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Critical Book
Report”.Makalah ini berisikan tentang kritikan buku EKOLOGI Manusia dengan
Lingkungannya. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang buku tersebut.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Demikian makalah ini
dapat bermanfaat kita.
14,November 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................. 1
C. Manfaat............................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Identitas Buku................................................................................. 2
B. Pengantar......................................................................................... 2
C. Ringkasan Buku............................................................................... 2
D. Penilain Terhadap Buku................................................................... 10
BAB
III PENUTUP......................................................................................... 11
A. Kesimpulan...................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................ 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ekologi manusia adalah ekologi yang
mempelajari stu jenis makhluk hidup, yaitu manusia, sebagai bagian dari
ekologi, atau autoekologi, ekologi manusia disebut juga ilmu yang mengkaji
interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya. Ekologi manusia pada hakkikatnya
mengaplikasikan konsep-konsep ekologi secara sistematik dalam pengkajian
populasi manusia. Populasi manusia dan penyebaran variable socialnya dalam tata
ruang juga ditekankan dalam ilmu ini, sehingga berkaitan erat dengan geografi.
Mengingat sifatnya yang homosentris dan antroposentris, jrlas terlihat bahwah
kepentingan manusia berada diatas kepentingan yang lain, atau bahwah ekologi
bertujuan untuk kesejahteraan manusia. Hal ini berkaitan erat dengan ekonomi.
Jadi, secara praktis lingkungan ekologi manusia berada dalam tumpang tindih
diantra ekologi, geografi dan ekonomi. Masing-masing merupakan kaitan utama
dari ekologi manusia.
B.
Tujuan
Critical Book Report ini bertujuan :
1. Mengulas isi
sebuah buku.
2. Mencari dan
mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Melatih diri
untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan
Oleh setiap bab dari sebuah buku.
4. Membandingkan
isi buku pada keadaan nyata dan lingkungan sekitar.
C.
Manfaat
Adapun manfaat dari Critical Book
Report ini yaitu :
1. Menambah
pengetahuan tentang isi buku
2. Memberikan informasi atau
pemahaman yang komprehensip yang tampak
dalam isi buku
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Identitas Buku
Buku
yang dipakai sebagai bahan untuk Critical Book Report adalah
1. Judul : EKOLOGI Manusia dengan Lingkungannya
2. Penulis : Prof. Dr. D.
Dwidjodeputro
3. Tahun
pembuatan : 1994
4. Tebal Buku : 133 halaman
5. Penerbit : ERLANGGA
6. Dicetak : P.T Gelora Aksara Pratama
7. Cetakan ke : 3
8. bahasa teks : Bahasa Indonesia
B.
Pengantar
Buku “ EKOLOGI Manusia dengan Lingkungannya ” Yang dikarang oleh
Prof.Dr.D. Dwidjodeputro terdiri dari 3
pokok bahasan. Ke- 3 pokok bahahsan tersebut secara berturut-turut
antara lain Ekologi, Energi, Ilmu kependudukan.
C.
Ringkasan Buku
Ringkasan buku Prof. Dr. D.
Dwidjodeputro
Bab I
Pendahuluan
Kata eko berasal dari bahasa Yunani oikos
yang berarti rumah tangga, dan
kata logos berasal dari bahasa yunani
juga yang berarti ilmu atau uraian, jadi pada dasarnya, ekolgi
adalah ilmu kerumah tanggaan. Tiap
benda memerlukan tempat atau ruang, ruang dan segala yang ada didalamnya
merupakan lingkungan dari benda tersebut. Benda itu dapat berupa makhluk hidup
maupun makhluk tak hidup.
Lingkungan terdiri atas 2 komponen,
yaitu komponen hayati dan komponen non-hayati. Antara unsure-unsur yang
merupakan komponen hayati terdapat hubungan timbal balik tumbuhan, hewan, dan
antara unsure-unsur yang merupakan komponen nonhayati pun terdapat hubungan
timbal balik. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara unsur-unsur
tersebut diberi nama Ekologi yang dalam bahasa Indonesia disebut juga Ilmu Lingkungan atau Ilmu Lingkungan Hidup. Ilmu
lingkungan bias dipelajari secara objektif dan subjektif atau secara
antroposntris, untuk kepentingan manusia. Tidak dapat disangkal, bahwa manusia
berperan sebagai obyek teapi pada waktu yang sama bisa juga berperan sebagai
subyek. Pembinaan ini dilakukan oleh menteri Negara yang mengurus kependudukan
dan lingkungan hidup. Mengupayakan kelestarian lingkungan yang sehat,
meningkatkan kesejahteraan kehidupan bangsa, baik material maupun spiritual,
memacu tiap warga Negara untuk turut berperan aktif adalah sasaran departemen
ini.
Memelihara lingkungan adalah soal
pendidikan dan soal rasa tanggung jawab, ilmu lingkungan berkepentingan dengan
ilmu komunikasi. Komunikasi yang jelek merusak lingkungan. Sebaliknya,
komunikasi yang jelas, yang mengena dapat menghindarkan kekisruhan dan
menimbulkan suasana yang menyenangkan, dan inilah sasaran pendidikan
lingkungan. Jika kita berada dalam sebuah ruangan yang indah, bersih, dengan
sendirinya kita berpikir beberapa kali sebelum menyulut rokok, dan kita tidak
akan meludah atau membuang sesuatu yang mengotori lingkungan. Memang,
lingkungan yang bersih mendidik orang untuk berbuat bersih.
Estetika atau keindahan lingkungan
menjadi tolak ukur tingkat peradaban, selera, kesejahteraan para penghuninya.
Keindahan itu suatu pengertian subyektif, selera manusia berbeda-beda. Tetapi
ada satu norma yang diakui oelh setiap manusia beradap yang disebut indah,
yaitu keteraturan, meskipun bisa
diartikan juga keteraturan dalam ketidakteraturan. Tentang rumah, perumahan,
tempat kerja, kantor dan pabrik selayaknya merupakan lingkungan yang
menyenangkan. Suasana yang menyenangkan niscaya dapat meningkatkan prestasi
kerja seseorang, dan ini benar pengaruhnya terhadap estetika lingkungan.
Etika meliputi aturan hidup bersama,
sopan santun, norma, nilai moral. Seperangkat aturan dan peraturan yang
tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur hubungan harmonis antar umat
manusia disebut kode etik. Pelanggaran terhadap etika atau kode
etik tidak identik dengan pelanggaran hokum. Etika menyangkut perilaku
seseorang dalam hal moral seperti susila-tidak susila, jujur-curang,
benar-bohong, sopan-jorok. Jelaslah, bahwa disuatu lingkungan yang
masing-masing penghuninya menjunjung tinggi etika, disitu terbentuk suatu
kehidupan bersama yang menyenangkan, suatu masyarakat yang sehat. Pelanggaran
etika lingkungan banyak terjadi dimana-mana, seperti membuang sampah/puntung
rokok di sembarang tempat, membuat gaduh, teriak-teriak disuatu tempat banyak
orang yang sedang memerlukan ketenangan, membuat coret-coretan pada pagar atau
dinding-dinding bangunan. Berjubelnya orang-orang antri di depan loket tempat
penjualan tiket atau perangko, semrautnya lalu lintas dijalan umum menunjukkan
kurang adanya kesadaran akan etika lingkungan. Nilai, martabat pribadi atau
suatu bangsa dapat mengalami perubahan. Perjuangan hidup, ledakan penduduk,
kesejahteraan yang tidak merata adalah factor-faktor yang banyak berpengaruh
kepada etika lingkungan.
Suatu kejadian yang erat hubungannya
dengan estetika dan etika lingkungan ialah peristiwa pencemaran lingkungan. Suatu
lingkungan hidup dapat terganggu oleh kerusakan atau perusakan. Kerusakan
lingkungan bisa terjadi karena factor-faktor alam seperti banjir, musim
kemarau, erosi, gempa bumi yang semuanya disebut bencana alam. Gangguan
lingkungan akibat ulah manusia disebut pencemaran
( polusi ). Pencemaran atau polusi
ialah segala sesuatu yang dihasilkan manusia dalam jumlah yang demikian banyak
sehingga menggangu kesehatan atau kesejahteraan manusia (Engler dalam
Environmental science 1983, halaman 385).
Jenis-jenis pencemaran ;
Pencemaran oleh suara,
dapat terjadi karena bising dari mesin pabrik, kendaraan bermotor, gaduhnya
orang ber hura-hura, karena penggunaan pengeras suara yang tidak
terkontrol. Tetapi suara bisik-bisik
atau lemah dapat juga mengganggu konsentrasi belajar, rapat atau seminar dan
sebagainya. Pencegahan pencemaran oleh suara dapat dilakukan dengan meredam
suara, dengan mengunakan bahan yang kedap suara, dan yang terpenting ialah
kesadaran manusia.
Pencemaran udara,
terjadi karena asap dari kendaraan bermotor, mesin pabrik, pembakaran sampah.
Pencemaran
air, air bersih merupakan prasyarat bagi kesehatan. Air yang ditanah terbuka dapat
tercemar oleh limba rumahtangga, pabrik. Sisa-sisa pestisida yang mencemari air
dapat menyebabkan kematian ikan dan ternak yang kebetulan minum air tersebut.
Air laut bisa tercemar oleh minyak seperti sering terjadi karena pecahnya kapal
tangker pengangkut minyal.
Pencemaran tanah,
pembangunan rumah atau gedung yang belum diperlengkapi dengan system pembuangan
limbah berarti rumah atau gedung tersebut belum selesai, belum dapat dihuni.
Pembuangan sisa-sisa bongkaran bangunan, sampah dan limbah disembarang tempat,
tersumbatnya got, saluran pembuangan limbah merupakan penyebab utama pencemaran
tanah.
Wawasan,
pandangan dan sikap adalah tiga kata yang mempunyai inti makna yang sama. Kita
mengenal isitilah wawasan nusantara, yaitu
sikapnya yang menutamakan kepentingan nasional (nusantara) diatas kepentingan
internasional. Ucapan “Right or wrong my country” bersumber pada wawasan
nasional. Wawasan lingkungan tidak hanya meliputi keadaan pada dewasa ini,
tetapi juga memperhatikan kemungkinan perkembangan dimasa mendatang. Seorang
yang berjiwa oportunis /egois kurang memiliki wawasan lingkungan yang luas.
Bab II
Energi
Energi
adalah daya atau kemampuan melakukan usaha. Baik makhluk hidup maupun makhluk
tak hidup mempunyai energi. Batu, air, udara adalah bentuk energi. Batu yang
mengelinding, air yang mengalir memiliki energi,energi ini disebut energi gerak
atau kinetik. Makanan kita yang berupa karbohidrat
, lemak, protein pun suatu bentuk energi potensial.
Cahaya
matahari juga merupakan sebuah energi diamana tumbuh-tumbuhan dapat melakukan
proses foto sintetis dengan bantuan sinar matahari, karbohidrat yang disusun
tanaman hijau merupakan bahan dasar untuk penyusun lemak, protein dan macam-macam
zat organik yang lain yang diperlukan oleh semua makhluk hidup.
Dalam
menghadapi hari depan, kita harus sumber-sumber alam yang kita miliki supaya
kita dapat menentukan kebijakan penggunaannya. Kebijaksaan itu pada dasarnya
tiada lain daripada penggunaan yang efisien. Sumber daya alam ada yang tidak
habis dipakai seperti tanah, udara, air,hydrogen, oksigen, nitrogen, belerang,
fosfor, kapur, besi, dan lain lain yang pada suatu waktu dapat menjadi senyawa
organic membentuk tubuh makhluk hidup, pada waktu yang lain mereka terlepas
lagi untuk depersatukan kembali oleh hidup. Hidup adalah energy pemersatu dan
pengurai unsure-unsur tersebut. Unsur-unsur tersebut dapat kita lihat
peredarannya yaitu :
Peredaran Belerang(s),
tiap makhluk hidup membutuhkan belerang, unsure tersebut merupakan komponen
penting dalam banyak protein. Asam-asam amino yang sangat kita butuhkan seperti
metionin,sistin,sistein mengandung unsure belerang. Belerang yang terkandung
dalam makhluk hidup akan terlepas apabila makhluk tersebut mati dan jasadnya terurai
oleh nikroorganisme. Selanjutnya unsur S dapat bersenyawa dengan besi, dengan
kapur, dan sebagai sulfat dapat diserap tumbuhan untuk penyusunan asam amino
dan kemudian protein, konsumen memporoleh belerang karena makan tumbuhan
tersebut ; dengan demikian lengkap peredaran belerang.
Fosfor (p) dan peredarannya,
fosfor merupakan mikroelemen esensial dan diperlukan oleh setiap makhluk hidup
dalam kadar yang lebih tinggi dari pada mikroelemen mikroelemen lainnya. Fosfor
alami terdapat dalam tanah dalam bentuk fosfat juga, kebanyakan bersenyawa
dengan batu-batuan. Tumbuhan menyerap fosfor dalam bentuk fosfat untuk
kelangsungan hidupnya, bahan fosfor yang terkandung dalam makhluk hidup (baik
produsen maupun mkonsumen) akan kembali ketanah, apabila makhluk tersebut sudah
mati dan terurai jasadnya. Dengan demikian fosfor dapat dimanfaatkan kembali
oleh tumbuhan.
Peredaran Karbondioksida (CO2),
proses fotosintetis yang membutuhkan karbondioksiada akan diubah oleh tumbuhan
menjadi oksigen ke udara, dan pernafasan atau pembakaran akan mengembalikan
karbondioksida ke udara dan akan di proses kembali oleh tumbuhan menjadi
oksigen.
Peredaran Nitrogen (N2),
Udara mengandung 79% nitrogen, kebanyakan nitrogen diasimilasikan tumbuhan
lewat perakaran dalam bentuk nitrat. Nitrogen yang sudah diasimilasikan dalam
tubuh makhluk hidup pada umumnya berupa protein, akan kembali ke udara lewat
penguraian oleh mikroorganisme. Peristiwanya disebut denitrifikasi, dan denitrifikasi dilakukan oleh kelompok bakteri denitrifikan, misalnya dari
genus bacillius.
Terlepasnya
kembali unsur-unsur C,H,O,N,S,P. dan
lain-lain dari zar organic menjadi zat-zat organic lewat kegiatan
mikroorganisme merupakan bagian bagian dari ekosistem yang lengkap.
Bab III
Ilmu Kependudukan
Pertambahan
jumlah penduduk Indonesia sejalan dengan pertambahan penduduk seluruh dunia.
Untuk mempelajari liku-liku kependudukan adalah Ilmu Kependudukan atau Demografi (demos= rakyat, grafi=pemerian,
pelukisan). Demografi mrupakan subdisiplin penting dari ekologi. Pada dasarnya,
ilmu kependudukan mulai dengan membicarakan laju kelahiran, laju kematian, laju kesuburan,
laju pertambahan.
Laju Kelahiran ialah
jumlah bayi lahir hidup pada suatu tahun per 1.000 penduduk. Jumlah ini
dinyatakan dengan persen dari 1.000 penduduk.
Laju Kematian ialah
jumlah orang ( tidak membedakan umur ) yang mati pada suatu tahun per 1.000
penduduk. Angka inipun dinyatakan dalam persen.
Laju Pertambahan ialah laju
pertumbuhan penduduk dalam suatu tahun, dinyatakan dengan persen dari seluruh
penduduk disuatu wilayah.
Dewasa
ini dunia menghadapi masalah selalu meningkatnya pertumbuhan penduduk.sebagai
kesatuan kawasan, dunia hanya mengenal variabel kelahiran dan kematian, tidak
mengenal variabel imigrasi dan emigrasi. Untuk meramalkan pertambahan penduduk
di tahun yang akan mendatang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Pt = jumlah penduduk n tahun lagi
Po = jumlah
penduduk yang diketahui sebagai titik tolak
r = persen kenaikan laju
kelahiran (laju pertambahan) ditulis dengan desimal , jadi 0,0x.
n
= jumlah tahun yang menjadi sasaran.
Mengenai jumlah penduduk sekian
tahun lagi itu penting sekali dalam hubungannya dengan perencanaan bagaimana
meningkatkan jumlah pangan, sandang, dan perumahan, pendidikan, penyediaan
lapangan kerja.
Dari
segi ekologi dan geopolotik pemerintah Indonesia, distribusi penduduk dinegara
kita ini perlu diatur, misalnya tidak boleh terlalu padat di daerah-daerah
tertentu, dan hampir kosong di daerah-daerah lain. Untuk pemerataan penyebaran
penduduk sudah dilakukan dalam zaman penjajahan, dimulai pada tahun 1927 ada
pemindahan penduduk ( kolonisasi ) dari pulau jawa kepulau sumatera ( lampung )
yang dikenal dengan istilah transmigrasi setelah Indonesia merdeka.
Jumlah suatu populasi tidaklah tetap
sepanjang masa, jika populasi dikaitkan dengan manusia, maka kita bisa
menggunakan kata penduduk. Kata populasi digunakan untuk kelompok makhluk hidup
bukan manusia, misalnya populasi pohon jati terus-menerus menyusut dan sebagainya.
Kepadatan penduduk dinyatakan dengan jumlah individu per km². dalam
kenyataannya, tidak tiap 1 km² dihuni oleh jumlah yang sama . perhitungan
rata-rata menjadi : jumlah penduduk
seluruhnya dibagi luas wilayah seluruhnya dinyatakan dengan sekian per km².
secara nasional jumlah penduduk Indonesia ialah 300 jiwa per km². jumlah
penduduk berubah-ubah dikarenakan ada yang lahir, ada yang mati, ada yang
pergi, ada yang datang. Kalau angka kelahiran sama dengan angka kematian dan
angka emigrasi sama dengan angka imigrasi maka jumlah penduduk secara
keseluruhan konstan saja. Ini berarti bahwa secara local tidak ada perubahan.
Didalam biologi dikenal dengan
aksioma : tiap makhluk hidup berkembang biak ; perkembangbiakan itu perlu untuk
melestarikan jenisnya. Proses dipengaruhi oleh banyak faktor luar seperti
makanan, suhu, kebasahan, radiasi, dan faktor dalam seperti usia, genetik.
Faktor pembatas yang menyebabkan perkembangbiakan tidak berjalan terus ialah
daya dukung lingkungan. Daya dukung suatu lingkungan menyangkut tempat dan
sumber makanan. Meskipun daya dukung lingkungan belum terkampaui, namun garfik
pertambahan populasi tidak berupa garis lurus sperti di harapkan dari segi
matematik. Karena keadaan lingkungan teatap saja, tidak menjadi luas dan tidak
menjadi tambah makanan, maka timbullah efek berjubel dengan akibat angka
kematian melebihi angka kelahiran. Meningkatnya kejahatan, pengangguran,
pelanggaran-pelanggaran estetika dan etika lingkungan adalah gejala memburuknya
situasi ekologik. Dalam Konperensi Kependudukan Internasional yang diadakan di
Bukarets dalam tahun 1980 dirasakan perlunya penanganan serius untuk mengurangi
lajunya pertambahan penduduk. Musyawarah Internasional ini dikenal sebagai Pernyataan Kukarets. Adanya musyawah
internasional ini merupakan bukti betapa tingginya masalah kependudukan sebagai
masalah global, dan peristiwa itu membuka mata Negara-negara maju melihat
kelebihan-kelebihan yang dimiliki Negara-negara yang sedang berkembang. Sebagai
kelanjutan dari musyawarah itu, pada tahun 1985 diadakan Musyawarah
Internasional mengenai keluarga berencana yang diadakan di Jakarta, yang dkenal
dengan Pernyataan Jakarta.
Konsep keluarga berencana mempunyai
tujuan untuk menyeimbangkan jumlah penduduk dengan jumlah pangan dan papan yang
tersedia atau dapat disediakan. Ledakan penduduk yang melampaui daya dukung
atau daya tampung lingkungan, dan ini akan menimbulkan bencana baik fisik
maupun moral serta sipiritual. Akhirnya, harapan akan kelestarian manusia terletak
pada manusia sendiri sebagai makhluk yang berakal-budi.
D.
Penilaian Terhadap Buku
Kelebihan dan Kelemahan Buku
Kelebihan Buku :
ü Setiap
bab penulis membuat satu rangkuman dari pembahasan.
ü Pada
akhir setiap bab penulis membuat latihan-latihan untuk mengulas kembali dari
pembahasan sebelumnya.
ü Penulis
seakan-akan menhajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya.
ü Isi
buku memiliki banyak pengertian dari para-para pendapat
ü Penulis
banyak mneggunakan ilustrasi untuk mengajak pembaca lebih memahami isi dari
buku tersebut
Kelemahan Buku :
ü Terdapat
beberapa kesalahan dalam penulisan kosa kata.
ü Terkadang
ada kata-kata yang menggunakan istilah asing yang sulit untuk dipahami pembaca.
ü Pengulangan
informasi sering kali terjadi pada pembahasan selanjutnya.
ü Kualitas
kertas yang kurang bagus.
ü Cover
buku tersebut kurang menarik.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ilmu lingkungan bisa sederhana,
tetapi juga bisa rumit karena yang disebut lingkungan memang bisa sempit dan
bisa mencakup makhluk-makhluk hidup, makhluk-makhluk tak hidup diseluruh
permukaan bumi kita ini,bahkan seluruh ruang angkasa masuk dalam wilayah lingkungan
kita. Ilmu lingkungan disebut ilmu yang interdisipliner , paling sedikit
bagian-bagian dari biologi, fisika, astronomi, geologi, kimia, dan matematika
turut dalam pembahasannya.
B.
Saran
Hendaknya Ilmu Lingkungan diajarkan
untuk diketahui, dihayati, dan dilaksanakan secara konsekuen dan mana yang
dianggap baik. Dan dapat dijadikan sarana mendewasakan pembacanya menjadi orang
sadar dan bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar