Label

Tampilkan postingan dengan label ilmu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ilmu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Februari 2017

Laporan penelitian potensi dan pemanfaatan daerah pesisir kecamatan medan belawan

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun proposal penelitian ini tepat pada waktunya. Dalam proposal penelitian ini kami membahas tentang “POTENSI DAN PEMANFAATAN DAERAH PESISIR
KECAMATAN BELAWAN”
Proposal penelitian ini dibuat dengan mengambil berbagai sumber dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu  dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
            Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada proposal penelitian ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan keritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan proposal penelitian ini selanjutnya.
            Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat membarikan manfaat bagi kita sekalian.





Medan, 20 Oktober  2016



Penulis,

ABSTRAK

Sumber daya pesisir dan lautan merupakan potensi penting dalam pembangunan masa depan, mengingat luas wilayah laut Indonesia adalah 62% dari luas wilayah nasional, belum termasuk Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2,7 juta km persegi. Dengan berbagai kekayaan keanekaragaman hayati dan jasa-jasa lingkungan yang diberikan, sumber daya pesisir dan lautan mempunyai nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi. Guna menjamin keberlanjutan dari sumber daya tersebut, pengelolaannya harus dilakukan secara terencana dan terpadu serta mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada semua stakeholder terutama masyarakat pesisir, dan meniminimalkan dampak serta konflik yang berpotensi terjadi.


DAFTAR ISI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Kawasan pesisir merupakan salah satu wilayah ekonomi yang sangat penting dewasa ini hal ini disebabkan karena sekitar 80 persen kegiatan ekonomi Indonesia terkait dengan wilayah ini, seperti perikanan dan pelabuhan, pergudangan, industri, kepariwisatawaan, dan pertanian. Disamping itu, sebagian besar penduduk di wilayah pesisir memiliki mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara memanfaatkan sumberdaya alam di wilayah pesisir baik sebagai petani sawah, nelayan maupun petani tambak. Hal ini dapat dimengerti, menguat secara alami wilayah pesisir memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah ruah. Kawasan pesisir memerlukan perlindungan dan pengelolaan yang tepat dan terarah. Keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup menjadi tujuan akhir yang berkelanjutan.Telah banyak pembahasan dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk pembangunan perairan pesisir. Wilayah pesisir sebagai daerah peralihanantaraekosistem darat dan laut memiliki karakteristik fisik, biologi, sosial, dan ekonomi yang unik dan layak untuk dipertahankan. keanekaragaman potensi sumber daya alam di wilayah pesisir merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki peran sangat signifikan dalam pengembangan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat pesisir. Pengembangan potensi sumber daya alam di wilayah pesisir tentunya akan melibatkan beberapa pihak terkait, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya yang seyogianya dengan tetap mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Sumber daya pesisir dan lautan merupakan potensi penting dalam pembangunan masa depan, mengingat luas wilayah laut Indonesia adalah 62% dari luas wilayah nasional. Luas wilayah pesisir Indonesia dua per tiga dari luas daratan dan garis pantainya 95.161 kilometer atau terpanjang kedua di dunia. Dengan berbagai kekayaaan keanekaragaman hayati dan lingkungan, sumber daya pesisir dan lautan mempunyai nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi. Guna menjamin keberlanjutan dari sumber daya tersebut, pengelolaannya harus dilakukan secara
terencana dan terpadu serta memberikan manfaat yang serbesar-besarnya kepada semua stakeholders’ terutama masyarakat pesisir, dan menimbulkan dampak serta konflik yang berpotensi terjadi.
Daerah pesisir adalah jalur tanah darat/kering yang berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan tata guna lahan mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan sebaliknya.Daerah pesisir adalah jalur yang membatasi daratan dengan laut atau danau dengan lebar bervariasi. Wilayah pesisir dan lautan merupakan bagian dari lingkungan hidup yang berpotensi besar dalam menyediakan sumberdaya kehidupan. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang pantai 81.000 Km dan memiliki 17.504 buah pulau yang dua per tiga dari wilayah tersebut berupa laut. Dari data tersebut, Indonesia memiliki potensi perikanan yang cukup besar, paling tidak menghasilkan sumberdaya ikan lebih kurang 6,17 juta ton per tahun yang berasal dari perikanan ditangkap. Sebagai wilayah peralihan darat dan laut yang memiliki keunikan ekosistem, dunia memiliki kepedulian terhadap wilayah ini, khususnya di bidang lingkungan dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Secara historis, kota-kota penting dunia bertempat tidak jauh dari laut. Alasannya, kawasan ini memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan, serta memudahkan terjadinya perdagangan antar daerah, pulau dan benua. Selain itu, wilayah pesisir juga merupakan daerah penghambat masuknya gelombang besar air laut ke darat, yaitu dengan keberadaan hutan mangrove.

B. Rumusan Masalah

1.      Potensi apa saja yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan
2.      Bagaimana pemanfaatan potensi yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan.
3.      Apa dampak dari potensi yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan.

C. Tujuan penelitian

            Tujuan diadakannya penelitian adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mendapatkan data analisis Potensi yang terdapat di daerah pesisir    kecamatan medan belawan.
2.      Untuk  mendapatkan informasi pemanfaatan potensi yang terdapat di daerah  pesisir kecamatan medan belawan. 
3.      Untuk memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah oceanografi.
4.      Untuk megetahui dampak dari potensi tersebut terhadap daerah sekitar   pesisir.

D. Manfaat Penelitian

1.      Kita mendapat pengetahuan baru tentang potensi yang terdapat di daerah  pesisir belawan.
2.      Kita dapat mengetahui bagaimana pemanfaatan potensi yang terdapat didaerah pesisir kecamatan belawan.
3.      Kita dapat mengetahui dampak potensi bagi masyarakat sekitar.

BAB II

 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

A. Defenisi Wilayah Pesisir Dan Pantai
Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001). Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan provinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.
Definisi kawasan pesisir dari pendekatan ekologis adalah daerah pertemuan darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat laut seperti angin laut, pasang surut dan intrusi air laut Sedangkan batas ke arah laut mencakup bagian perairan pantai sampai batas terluar dari paparan benua yang masih dipengaruhi oleh proses alamiah yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya penggundulan hutan, pencemaran industri/domestik, limbah tambak, atau penangkapan ikan. Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental shelf).
Pantai adalah bagian daratan yang terdekat dengan laut. Perbatasan dataran dengan laut seolah-olah membentuk suatu garis yang disebut garis pantai. Keadaan dan bentuk pantai berbeda pada setiap tempat. Sedangkan Pengertian Pesisir adalah bagian permukaan bumi yang terletak antara pasang naik dan pasang surut. Pada waktu pasang naik, pesisir tertutup oleh air laut dan pada waktu surut nampak berupa daratan. oleh karna itu pesisir sama panjangnya dengan pantai.
Perbedaan pantai dan pesisir. Jika diatas dikatakan bahwa pesisir memiliki panjang yang sama dengan pantai tetapi lebar pesisir tidak sama untuk semua pantai, tergantung kepada jenis pantainya. Pada pantai-pantai yang sangat landai lebar pesisir dapat mencapai beberapa puluh meter sedangkan pada waktu surut, pesisir nampak terbentang memanjang sepanjang pantai dan merupakan bentangan pasir yang indah sehingga dapat dijadikan objek wisata. Pada Pantai-pantai yang curam lebar pesisir sangat sempit karena ketika pasang naik, air laut tertahan oleh dinding pantai sehingga tidak dapat mengalir jauh ke daratan.
Definisi wilayah seperti diatas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem perairan pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi. Selain mempunyai potensi besar wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap ekosistem perairan pesisir (Dahuri et al., 1996).
Menurut Dahuri et al. (1996), hingga saat ini masih belum ada definisi wilayah pesisir yang baku. Namun demikian, terdapat kesepakatan umum di dunia bahwa wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis pantai (coast line), maka wilayah pesisir mempunyai dua macam batas (boundaries) yaitu batas yang sejajar garis pantai (long shore) dan batas yang tegak lurus garis pantai (cross shore).
B. Sumber Daya Alam ( SDA)
Pengertian Sumber Daya Alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik).
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau, sehingga sering disebut dengan negara seribu pulau. Dari banyaknya pulau yang ada, banyak pulau potensi alam yang ada di Indonesia, salah satunya potensi sumber daya alam wilayah pesisir pantai. Dengan banyaknya pulau di Indonesia, maka wilayah pesisirnya pun banyak. Banyak potensi yang bisa dikembangkan di wilayah pesisir pantai, diantaranya adalah : hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, dan perikanan. Namun masalahnya, potensi yang dimiliki wilayah pesisir ini, tidak bisa dikembangkan dengan baik oleh warga sekitar atau oleh pihak yang berwenang. Wilayah pesisir ini perlu dikembangkan, karena banyak manfaat dan keuntungan yang bisa didapatkan tidak hanya dari segi ekonomi, dari segi sosial juga apabila kita bisa mengembangkan sumber daya alam wilayah pesisir dengan baik. Selain itu juga untuk merubah pandangan masyarakat luar wilayah pesisir, terhadap masyarakat pesisir yang dianggap masyarakat yang kumuh dan tidak memperhatikan lingkungannya.
Karena wilayah pesisir memiliki potensi yang besar dalam rangka untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat pesisir, dan juga nama Indonesia di mata asing. Contohnya, panorama wilayah pesisir bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan wisatawan asing untuk datang ke salah satu wilayah pesisir yang ada di Indonesia. Dengan adaya objek wisata yang ada di wilayah pesisir, maka masyrakat sekitar akan berbenah diri untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada di sana, melalui inisiatif daerah sekitar ataupun dari pemerintah.
Potensi pembangunan yang terdapat di kawasan pesisir secara garis besar terdiri dari tiga kelompok :
1.      Sumber daya dapat pulih (renewable resource)
2.      Sumber daya tak dapat pulih (non-renewable resource)
3.      Jasa-jasa lingkungan (environmental service)
1.Sumber Daya Dapat Pulih
Terbagi atas tiga macam antara lain :
1. 1 Hutan Mangrove.
1. 2 Terumbu karang.
1. 3 Rumput Laut.
2. Sumber daya yang Tidak Dapat Pulih
Sumber daya yang tidak dapat pulih terdiri dari seluruh mineral dan geologi, yang termasuk kedalamnya antara lain minyak gas, batu bara, emas, timah, nikel, bijh besi, batu bara, granit, tanah liat, pasir, dan lain-lain. Sumber daya geologi lainnya adalah bahan baku industri dan bahan bangunan, antara lain kaolin, pasir kuarsa, pasir bangunan, kerikil dan batu pondasi.
3. Jasa jasa Lingkungan
Jasa-jasa lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi kawasan pesisir dan lautan sebagai tempat rekreasi dan parawisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energi, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, penampungan limbah, pengatur iklim, kawasan lindung, dan sistem penunjang kehidupan serta fungsi fisiologis lainnya.
C.  Fungsi Wilayah Pesisir
         Dilihat dari berbagai potensinya, wilayah pesisir sangat berperan penting dalam keberlangsungan hidup manusia/ human survival. Namun pada dasarnya, ekosistem pesisir memiliki fungsi utama secara hidrobiologis. Selain itu, fungsi lain yang sangat dirasakan yaitu dalam hal ekonomi karena aspek sumberdaya alamnya yang sangat berlimpah sehingga dapat dimanfaatkan baik dalam bentuk praiwisata maupun eksploitasi. Millenium Ecosystem Assessment (MEA) mengidentifikasi empat fungsi penyediaan utama dari ekosistem pesisir:
fungsi penyediaan barang dan jasa (misalnya sumber makanan, air, udara )
 fungsi pengaturan (pengaturan iklim dan erosi)
 fungsi budaya (nilai-nilai spiritual dan rekreasi)
 fungsi pendukung (sebagai produksi primer dan pembentukan tanah).
D.  Pembagian Zona Wilayah Pesisir
Setiap zone perairan dipesisir mengalami proses mengahasilkan struktur sedimen yang khas dan berbeda satu sama lainnya.Berdasarkan hal ini zone pesisir dibagi menjadi backshore, foreshore, shoreface.
1. Backshore terletak diantara batas bawah gumuk pasir (sand dune) hingga ke garis air pasang paling tinggi (mean high water line). Jadi Backshoreterdapat di amabang pantai (beach bar).
2. Foreshore yaitu zone pasang surut, kawasan yang terletak di antara batas atas dan bawah pasang air laut disebut. Backshore dan foreshoremerupkan bagian atas dari pesisir pantai. Dikawasan ini terdapat zone pemecah, zone swash dan arus sepanjang pantai (longshore current). Sehingga kawasan ini menerima tenaga aliran yang kuat. Sedimensedimen yang ada diwilayah ini kebanyakan terdiri dari material pasir.
3. Shoreface yaitu zone yang berbatasan dengan zone peralihan. Batas bawahshoreface bergantung pada rata-rata dasar gelombang maksimal (average maximum wave base). Di kawasan shoreface sedimennya terdiri dari pasir bersih, dibagian atas shoreface terdapat arus pesisir pantai.
E.  Tata Ruang Wilayah Pesisir
Kebijakan untuk perencanaan wilayah pesisir setidaknya meliputi :
1.  kebijakan konservasi lingkungan alam;
2.  kebijakan pembangunan yang khusus membutuhkan lokasi pantai;
3.  kebijakan mencegah bencana alam, seperti banjir, erosi, dll; dan
4. kebijakan rehabilitasi lingkungan, khususnya garis pantai yang rusak atau  mengalami pergeseran.
F. Konservasi Wilayah Pesisir
Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi dan memperkaya karakter alam dan pemandangan dari wilayah pesisir yang tidak untuk dikembangkan. Di wilayah yang mempunyai nilai pemandangan alam yang indah atau yang mempunyai nilai historis, pembanguan harus dibatasi.
Wilayah pesisir tersebut harus dicegah dari gangguan visual, yang disebabkan oleh tingkat visibilitas pembangunan yang tinggi terhadap bagian depan pantai, terhadap kaki langit dan pembangunan hamparan pantai.  Kegiatan
pembangunan berkala besar seperti perumahan tepi pantai (sering disebut water front city) dapat menampilkan ancaman yang jelas terhadap lingkungan alam yang sehrausnya dikonservasi.
Namun dampak kumulatif dari pembangunan yang berskala kecil juga dapat menimbulkan kerusakan. Lokasi yang dapat dipengaruhi oleh kegiatan tidak hanya dalam batas-batas wilayah pesisir tertentu, namun juga pada lokasi yang berbatasan atau yang mengarah ke hulu. Perhatian khusus harus dilakukan untuk menilai dampak kegiatan yang mempengaruhi muara, tidak hanya pada lokasi langsung dan lokasi disekitarnya, namun juga efek yang kumulatif pada bagian muara itu sendiri. Pantai menyediakan banyak habitat alam bagi kepentingan nasional dan internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan. Selain itu, wilayah pesisir juga dapat meliputi kawasan pertanian yang subur yang perlu dipahami dalam menentukan keputusan atas kegiatan pembangunan di wilayah tersebut. Di berbagai wilayah pesisir, khususnya di bagian muara, pengaruh pembangunan atas kepentingan lain, seperti perikanan dan terumbu karang dapat bersifat akut dan luas. Hubungan yang terjalin antara mata pencaharian penduduk, sumber daya pantai, diversifikasi kehidupan liar dan keindahan panorama pantai harus dimengerti untuk dapat merumuskan kebijakan yang tepat. Beberapa wilayah pesisir juga mungkin memiliki sejarah yang kaya, baik yang berada di atas maupun di bawah perairan, seperti monumen peninggalan kerajaan jaman dahulu, dll.
G. Potensi Wilayah
Wilayah pesisir memiliki keragaman potensi sumberdaya alam yang cukup tinggi dan sangat penting bagi pengembangan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa (UU RI No. 27 Tahun 2007).
Pada dasarnya wilayah pesisir tersusun dari berbagai ekosistem, seperti mangrove, terumbu karang, estuaria, pantai berpasir, dan lainnya, yang satu sama lain saling terkait, tidak berdiri sendiri.
            Dalam UU RI No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil disebutkan bahwa potensi di kawasan pesisir sangatlah besar, baik potensi sumberdaya alam maupun potensi buatan. Potensi sumberdaya kawasan pesisir menurut UU ini yaitu sumberdaya hayati (ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan biota laut lain), sumberdaya nonhayati (pasir, air laut, mineral dasar laut), sumberdaya buatan (infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di wilayah pesisir.

2.2 Kerangka Berpikir

Rounded Rectangle: LOKASI DAERAH PESISIR 
BELAWAN
Rounded Rectangle: DATA&INFORMASI
DAERAH PESISIR BELAWAN
 











Rounded Rectangle: PENGOLAHAN DATA dan INFORMASIRounded Rectangle: SARAN DAN REKOMENDASI PENULIS                                                                                           



Berdasarkan gambar diatas bisa kita dapat mengetahui potensi potensi apa saja yang terdapat di daerah pesisir belawan dan dampak dari pemanfaatan potensi yang terdapat di daerah pesisir belawan bagi kehidupan masyarakat pesisir sehingga nanti kita akan mudah untuk mengetahui potensi yang ada dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat sekitar.

2.3 Penelitian yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini peneliti sudah membaca beberapa penelitian dan skripsi serta jurnal yang sudah di publikasikan karena referensi untuk lokasi pesisir belawan, potensi yang terdapat di lokasi tersebut dan dampak
pemanfaatan potensi yang ada bagi kehidupan masyarakat pesisir belawan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini maka penulis menetapkan tempat dan lokasi penelitian ini di Belawan Kecamatan Medan Belawan, yang berbatasan langansung dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
Sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Marelan dan Medan Labuhan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Deli Serdang
Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Deli Serdang
Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah :
1.      Untuk mengamati dan mengulas langsung potensi yang ada di wilayah pesisir  belawan.
2.      Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan potensi yang ada di wilayah pesisir  belawan.
3.      Karena belum pernah meneliti tempat tersebut sebelumnya.

3.2 Populasi dan Sample

Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah lokasi pesisir belawan yang sekaligus sebagai sampel (sampling) untuk melengkapi sumber data dalam penelitian ini tentang potensi yang terdapat di wilayah pesisir belawan.
3.3  Variabel Penelitian 
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan potensi wilayah pesisir belawan dan usaha dalam pengembangan potensi wilayah daerah pesisir belawan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini :
1. Teknik Observasi
Teknik ini digunakan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap wilayah pesisir belawan untuk memperoleh gambaran nyata.
2..Teknik Analisis Data
            Setelah melakukan penggalian data lapangan selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam analisis data penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah pengolahan data dengan melakukan proses mengatur,mengurutkan data yang terkumpul yang terdiri dari catatan-catatan lapangan, obsevasi data tersebut diatur dan diurutkan sesuai kebutuhan peneliti,sehingga informasi kualitatif tersebut disusun atas pikiran, intuisi, pendapat dan kriteria tertentu. Dengan melakukan proses analisis tersebut diatas,maka data yang diperoleh akan memberikan gambaran secara deskriptif tentang aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian yang kemudian akan memberikan jawaban atas masalah yang sedang diteliti sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan menginterpretasikan kedalam suatu urutan dasar berupa suatu kesimpulan dan saran.

BAB IV

DESKRIPSI PENELITIAN

4.1 Kondidsi Fisik
A. Batas Administrasi Wilayah
Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. kecamatan medan belawan ini memiliki luas sekitar 304,74 Ha. kecamatan medan belawan ini memiliki 6 kelurahan, Berdasarkan letak astronomis Kecamatan Medan Belawan terletak diantara 030 sampai dengan 480 Lintang Utara, dan 980 sampai dengan 420 lintang timur,dan terletak 3 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan Medan Belawan berbatasan dengan :
1.      Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kabupaten Deli Serdang.
2.      Sebelah Timur Berbatasan Kabupaten Deli Serdang.
3.      Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Medan Marelan dan Medan Labuhan.
4.      Sebelah Utara Berbatasan dengan Selat Malaka.
B. Topografi dan Kemiringan Lereng
Secara umum Kecamatan Medan Belawan berada pada ketinggian 0 sampai 5 m di atas permukaan laut. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Medan Belawan pada umumnya merupa¬kan daerah dataran, adapun yang bergelombang hanyalah sebagian kecil saja. Dalam hal ini wilayah yang agak bergelombang terdapat pada lahan yang memiliki sebagian tambak perikanan dan sebagian pada lahan hutan mangrove serta rawa-rawa.
C. Iklim/Klimatologi
Adapun iklim yang terdapat di Kecamatan Medan Belawan adalah sedang dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim ini dipengaruhi oleh dua arah angin yang terdiri dari angin gunung yang membawa hujan dan angin laut yang membawa udara panas dan lembab. Kelembaban udara (RH) Kecamatan Medan Belawan adalah ± 84 dan curah hujan rata-rata 1.844 mm.


D. Hidrologi
Kecamatan Medan Belawan merupakan kecamatan yang memiliki wilayah perairan dalam bentuk laut, secara umum keadaan hidrologi Kecamatan Medan Belawan terbagi atas tiga jenis yaitu :
1.      Air Tanah
Sumber air tanah yang ada, saat ini berasal dari air tanah dangkal yang dimanfaatkan penduduk sebagai sumber air bersih rumah tangga. Dan air tanah dalam yang banyak digunakan jasa dan industri dalam bentuk sumur bor. Air tanah dalam juga digunakan sebagai sumber air bersih dari fasilitas kran-kran umum yang terdapat di setiap Kelurahan Bagan Deli dan Kelurahan Belawan Sicanang.
2.      Air Permukaan
Air permukaan yang ada di kawasan studi pada umumnya adalah berupa kolam dan rawa. Air permukaan ini tidak dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci pakaian dan mandi karena kualitasnya tidak baik. Salah satu manfaat yang cukup signifikan dari keberadaan air permukaan ini adalah untuk mendukung kegiatan pengembangan perikanan air tawar/ kolam (tambak).
3.   Sungai                                                        
Adapun sungai yang mengelilingi Kecamatan Medan Belawan adalah Sungai Belawan dengan panjang 17.23 Km dan Sungai Deli dengan panjang keseluruhan 5.15 Km serta beberapa anak-anak sungai lainnya. Sehingga air sungai yang ada didaerah tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan sehari-hari dan sektor perikanan yang ada. Tipologi sungai di Belawan adalah tipologi muara-muara sungai yang sangat tinggi sedimentasinya dan sangat terpengaruh dengan pasang naik permukaan laut khususnya pada masa-masa tertentu tiap bulannya.
E. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah
Berdasarkan Peta Geologi RTRW Kota Medan 2016, Kecamatan Medan Belawan didominasi oleh jenis bebatuan Alluvial, berikut definisi dari Aluvial dimaksud  :

•         Grup Aluvial
Grup Aluvial umumnya terbentuk dari endapan kasar dan halus yang berumur Quarter (Qal dan Qh), yang umumnya berasal dari endapan sungai, Grup Aluvial ini meliputi dataran banjir disekitar jalur aliran Sungai Belawan, dan dataran Aluvial. Dataran banjir umumnya berpenyebaran disekitar aliran sungai besar didekat muara berbatasan dengan pantai. Dataran Aluvial merupakan peralihan dari grup Marin, relatif datar airnya bersifat tawar sampai payau dan bagian besar telah dimanfaatkan sebagai areal perikanan, persawahan dan perkebunan Secara rinci satuan lahan/unit lahan yang termasuk dalam grup Aluvial disajikan uraiannya di bawah ini :
•         Dataran Aluvial Peralihan ke Marin
Satuan lahan ini merupakan dataran Aluvial peralihan ke Marin, dengan bahan sedimen halus dan kasar masam, bentuk wilayah datar (lereng 3%). Jenis tanah dominan adalah Troquentsts, Fluvaquents dan setempat yang  agak kering di dominasi oleh Eutropepts. Satuan lahan ini tersebar secara luas dibagian agak hilir sebelah kanan dan kiri dari sungai Deli.
F. Kepemilikan Lahan
Dari hasil survey lapangan dan wawancara terhadap beberapa masyarakat utnuk masalah kepemilikan lahan yang ada di Kecamatan Medan Belawan sebagian besar dimiliki oleh PT. PELINDO (Pelabuhan Indonesia) dengan luasan 423,15 Ha dan sebagian milik masyarakat serta hanya sebagian kecil saja yang dimiliki oleh Pemko Medan.
G. Nilai Lahan
Nilai lahan di Kecamatan Medan Belawan pada dasarnya di daerah pinggiran jalan relatif jauh lebih mahal dibanding dengan nilai lahan yang berada pada pinggiran inti kota, hal ini disebabkan intensitas kegiatan yang terjadi di daerah yang berada pada pinggir jalan jauh lebih tinggi.
Menurut data yang diperoleh melalui Dirjen Perpajakan, untuk kelurahan yang memiliki nilai lahan yang tinggi terdapat di Kelurahan Belawan I yaitu berkisar Rp. 48.000,- sampai Rp. 610.000,-. Sedangkan Kelurahan yang memiliki nilai lahan yang rendah terdapat di 2 (Dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Belawan Sicanang berkisar Rp. 10.000,- sampai Rp. 285.000,- dan Kelurahan Belawan Bahagia berkisar Rp. 48.000,- sampai Rp. 285.000,-.
4.2 Kondisi Solsial
A. Kependudukan
Penduduk merupakan pihak yang akan memperoleh manfaat dari upaya-upaya penataan ruang. Dengan demikian dinamika kependudukan memiliki peranan yang penting sebagai obyek maupun subyek dalam dinamika perkembangan suatu kawasan. Penduduk juga sebagai faktor utama dalam pembangunan mutlak dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan pembangunan.
B. Kependudukan Kecamatan Medan Belawan
Penduduk memegang peranan penting dalam suatu wilayah baik dilihat sebagai subyek maupun obyek pembangunan. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik maupun data profil Kecamatan, maka   jumlah penduduk Kecamatan Medan Belawan tahun 2013 adalah 96.280 jiwa  dan distribusi penduduk terbesar berada pada Kelurahan Belawan II yaitu 21.072  jiwa.jumlah penduduk terkecil berada pada kelurahan belawa bahagia yakni sebanyak 11.985.
C. Komposisi Penduduk ( Menurut Macam Karakteristik )
Kecamatan Medan Belawan berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki adalah 48.917 jiwa sedangkan untuk jenis kelamin perempuan adalah 46.792 jiwa dengan total jumlah penduduk Kecamatan Medan Belawan 95.709 jiwa.
4.3 Potensi di Daerah Pesisir Kecamatan Medan Belawan.
A. Pelabuhan Belawan
            Pelabuhan belawan adalah pelabuhan yang terletak di kota Medan, Sumatera utera, Indonesia dan merupakan pelabuhan terpenting dipulau Sumatera. Pelabuhan belawan adalah sebuah pelabuhan dengan tingkat kelas utama yang bernaung di bawah PT. Pelabuhan Indonesia I. Dengan letak geografisnya adalah 03° 47’LU 98°42’BT / 3,783°LU  98,7°BT. Pelabuhan belawan memiliki wilayah sekitar 12.072,33 hektar, terdiri atas beberapa pelabuhan kecil, yaitu pelabuhan belawan lama, pelabuhan ujung baru, pelabuhan citra, terminal peti kemas, konvensional gabion, dan terminal penumpang. Pelabuhan ini memiliki empat dermaga besar. Bahkan, dua dermaga diantaranya mampu menampung kapal dengan bobot 7000 ton  jika berlabu diasana.
B. Mangroove
            Seperti yang kita ketahui Hutan mangrove memiliki peran ekologis yang besar bagi kehidupan manusia. Telah berabad-abad lamanya dijadikan tumpuan jutaan orang yang hidup di pesisir. Hutan ini memiliki banyak fungsi mulai dari penyedia sumber makanan, bahan baku industri, mencegah banjir, mencegah erosi, hingga fungsi rekreasi.
C. Pantai ocean pasifik
            Pantai ocean pasifik atau di sebut juga pantai Olo oleh masyarakat sekitar, merupakan salah satu tempat rekeasi bagi keluarga, pantai yang berhadapan langsung dengan selat malaka dan kita juga dapat melihat aktivitas bongkar muat peti kemas yang terdapat disekitar pantai tersebut, pantai ini dulunya di bangun oleh Olo panggabean
4.4 Pemanfaatan Potensi daerah pesisir kecamatan medan belawan
A. pelabuhan belawan
            Dengan keberadaan pelabuhan belawan, Para masyarakar sekitar memanfaatkannya sebagai peluang usaha dan peluang kerja bagi masyarakat sekitar, sebagai kuli angkut barang, bongkar muat kapal, dan menjadi tenaga kebersihan pelabuhan tersebut. Dan sebagian masyarakat membuka berbagai pertokoan.
B. Mangrove
            Pada umumnya masyarakat pesisir kecamatan medan belawan memanfaatkan jenis-jenis magrove secara lokal untuk kayu bakar dan bahan bangunan lokal, dan pengalihan fungsi lahan mangrove menjadi lahan tambak udang,dan luas hutan mangrovepun terus tergerus/ditebangi masyarakat sekitar secara besar-besaran, dengan luas tambak perorangan mulai dari 0,5 ha hingga 6 ha perorang.


C. Pantai Ocean Pasifik
            Dengan adanya pantai ocean pasifik sebagai tempat wisata/rekreasi keluarga, masyarakat di daerah tersebut membuka restoran dan warung makan sebagai tempat beristrahat pengunjung wisata, dan juga membuat lokasi taman bermain anak, lokasi bermain bebek air, kolam pancing bahkan membangun penginapan keluarga. Dan wisata belanja sebagi souvenir dari daerah pantai tersebut seperti barang-barang Kristal, keramik-keramik cantik.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Potensi di daerah pesisir kecamatan belawan sangat besar pengaruhnya terhapad pendapatan ekonomi masyarakat sekitar, tetapi pada pemanfaatannya masih kurang efektif  dan justru masyarakat sekitar merusak hutan mangrove  untuk pembukaan dan perluasan lokasi tambak udang yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan untuk masa yang akan mendatang
5.2 Saran
            Hendaknya pada pemanfaatan potensi alam di daerah pesisir kecamatan belawan pemerintah setempat dapat melakukan penyuluhan pemberdayaan masyarakat sekitar tentang bagaimana pemanfaatan potensi alam yang baik dan benar serta berwawasan lingkungan, agar taraf hidup di deaerah pesisir tersebut dapat meningkat, baik pada kondisi sosial maupun ekonomi.