KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun proposal
penelitian ini tepat pada waktunya. Dalam proposal penelitian ini kami membahas
tentang “POTENSI DAN PEMANFAATAN DAERAH PESISIR
KECAMATAN
BELAWAN”
Proposal
penelitian ini dibuat dengan mengambil berbagai sumber dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada proposal penelitian ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran dan keritik yang dapat membangun.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
proposal penelitian ini selanjutnya.
Akhir kata semoga proposal
penelitian ini dapat membarikan manfaat bagi kita sekalian.
Medan, 20 Oktober 2016
Penulis,
Puji
dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun proposal
penelitian ini tepat pada waktunya. Dalam proposal penelitian ini kami membahas
tentang “POTENSI DAN PEMANFAATAN DAERAH PESISIR
KECAMATAN
BELAWAN”
Proposal
penelitian ini dibuat dengan mengambil berbagai sumber dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada proposal penelitian ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran dan keritik yang dapat membangun.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
proposal penelitian ini selanjutnya.
Akhir kata semoga proposal
penelitian ini dapat membarikan manfaat bagi kita sekalian.
Medan, 20 Oktober 2016
Penulis,
ABSTRAK
Sumber
daya pesisir dan lautan merupakan potensi penting dalam pembangunan masa depan,
mengingat luas wilayah laut Indonesia adalah 62% dari luas wilayah nasional,
belum termasuk Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2,7 juta km persegi. Dengan
berbagai kekayaan keanekaragaman hayati dan jasa-jasa lingkungan yang
diberikan, sumber daya pesisir dan lautan mempunyai nilai ekonomis dan ekologis
yang tinggi. Guna menjamin keberlanjutan dari sumber daya tersebut,
pengelolaannya harus dilakukan secara terencana dan terpadu serta mampu
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada semua stakeholder terutama
masyarakat pesisir, dan meniminimalkan dampak serta konflik yang berpotensi
terjadi.
Sumber
daya pesisir dan lautan merupakan potensi penting dalam pembangunan masa depan,
mengingat luas wilayah laut Indonesia adalah 62% dari luas wilayah nasional,
belum termasuk Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2,7 juta km persegi. Dengan
berbagai kekayaan keanekaragaman hayati dan jasa-jasa lingkungan yang
diberikan, sumber daya pesisir dan lautan mempunyai nilai ekonomis dan ekologis
yang tinggi. Guna menjamin keberlanjutan dari sumber daya tersebut,
pengelolaannya harus dilakukan secara terencana dan terpadu serta mampu
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada semua stakeholder terutama
masyarakat pesisir, dan meniminimalkan dampak serta konflik yang berpotensi
terjadi.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan pesisir merupakan salah satu
wilayah ekonomi yang sangat penting dewasa ini hal ini disebabkan karena
sekitar 80 persen kegiatan ekonomi Indonesia terkait dengan wilayah ini,
seperti perikanan dan pelabuhan, pergudangan, industri, kepariwisatawaan, dan
pertanian. Disamping itu, sebagian besar penduduk di wilayah pesisir memiliki
mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara memanfaatkan
sumberdaya alam di wilayah pesisir baik sebagai petani sawah, nelayan maupun
petani tambak. Hal ini dapat dimengerti, menguat secara alami wilayah pesisir
memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah ruah. Kawasan pesisir memerlukan
perlindungan dan pengelolaan yang tepat dan terarah. Keseimbangan aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan hidup menjadi tujuan akhir yang
berkelanjutan.Telah banyak pembahasan dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah
untuk pembangunan perairan pesisir. Wilayah pesisir sebagai daerah
peralihanantaraekosistem darat dan laut memiliki karakteristik fisik, biologi,
sosial, dan ekonomi yang unik dan layak untuk dipertahankan. keanekaragaman
potensi sumber daya alam di wilayah pesisir merupakan anugerah dari Tuhan Yang
Maha Esa yang memiliki peran sangat signifikan dalam pengembangan ekonomi,
sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat pesisir. Pengembangan potensi sumber
daya alam di wilayah pesisir tentunya akan melibatkan beberapa pihak terkait,
seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya
yang seyogianya dengan tetap mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
Sumber daya pesisir dan lautan merupakan potensi
penting dalam pembangunan masa depan, mengingat luas wilayah laut Indonesia
adalah 62% dari luas wilayah nasional. Luas wilayah pesisir Indonesia dua per
tiga dari luas daratan dan garis pantainya 95.161 kilometer atau terpanjang
kedua di dunia. Dengan berbagai kekayaaan keanekaragaman hayati dan lingkungan,
sumber daya pesisir dan lautan mempunyai nilai ekonomis dan ekologis yang
tinggi. Guna menjamin keberlanjutan dari sumber daya tersebut, pengelolaannya
harus dilakukan secara
terencana dan
terpadu serta memberikan manfaat yang serbesar-besarnya kepada semua
stakeholders’ terutama masyarakat pesisir, dan menimbulkan dampak serta konflik
yang berpotensi terjadi.
Daerah pesisir adalah
jalur tanah darat/kering yang berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan
tata guna lahan mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan
sebaliknya.Daerah pesisir adalah jalur yang membatasi daratan dengan laut atau
danau dengan lebar bervariasi. Wilayah pesisir dan lautan merupakan bagian dari
lingkungan hidup yang berpotensi besar dalam menyediakan sumberdaya kehidupan.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang pantai
81.000 Km dan memiliki 17.504 buah pulau yang dua per tiga dari wilayah
tersebut berupa laut. Dari data tersebut, Indonesia memiliki potensi perikanan
yang cukup besar, paling tidak menghasilkan sumberdaya ikan lebih kurang 6,17
juta ton per tahun yang berasal dari perikanan ditangkap. Sebagai wilayah
peralihan darat dan laut yang memiliki keunikan ekosistem, dunia memiliki
kepedulian terhadap wilayah ini, khususnya di bidang lingkungan dalam konteks
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Secara historis, kota-kota
penting dunia bertempat tidak jauh dari laut. Alasannya, kawasan ini memiliki
potensi sumber daya kelautan dan perikanan, serta memudahkan terjadinya
perdagangan antar daerah, pulau dan benua. Selain itu, wilayah pesisir juga
merupakan daerah penghambat masuknya gelombang besar air laut ke darat, yaitu
dengan keberadaan hutan mangrove.
Kawasan pesisir merupakan salah satu
wilayah ekonomi yang sangat penting dewasa ini hal ini disebabkan karena
sekitar 80 persen kegiatan ekonomi Indonesia terkait dengan wilayah ini,
seperti perikanan dan pelabuhan, pergudangan, industri, kepariwisatawaan, dan
pertanian. Disamping itu, sebagian besar penduduk di wilayah pesisir memiliki
mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara memanfaatkan
sumberdaya alam di wilayah pesisir baik sebagai petani sawah, nelayan maupun
petani tambak. Hal ini dapat dimengerti, menguat secara alami wilayah pesisir
memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah ruah. Kawasan pesisir memerlukan
perlindungan dan pengelolaan yang tepat dan terarah. Keseimbangan aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan hidup menjadi tujuan akhir yang
berkelanjutan.Telah banyak pembahasan dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah
untuk pembangunan perairan pesisir. Wilayah pesisir sebagai daerah
peralihanantaraekosistem darat dan laut memiliki karakteristik fisik, biologi,
sosial, dan ekonomi yang unik dan layak untuk dipertahankan. keanekaragaman
potensi sumber daya alam di wilayah pesisir merupakan anugerah dari Tuhan Yang
Maha Esa yang memiliki peran sangat signifikan dalam pengembangan ekonomi,
sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat pesisir. Pengembangan potensi sumber
daya alam di wilayah pesisir tentunya akan melibatkan beberapa pihak terkait,
seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya
yang seyogianya dengan tetap mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
Sumber daya pesisir dan lautan merupakan potensi
penting dalam pembangunan masa depan, mengingat luas wilayah laut Indonesia
adalah 62% dari luas wilayah nasional. Luas wilayah pesisir Indonesia dua per
tiga dari luas daratan dan garis pantainya 95.161 kilometer atau terpanjang
kedua di dunia. Dengan berbagai kekayaaan keanekaragaman hayati dan lingkungan,
sumber daya pesisir dan lautan mempunyai nilai ekonomis dan ekologis yang
tinggi. Guna menjamin keberlanjutan dari sumber daya tersebut, pengelolaannya
harus dilakukan secara
terencana dan
terpadu serta memberikan manfaat yang serbesar-besarnya kepada semua
stakeholders’ terutama masyarakat pesisir, dan menimbulkan dampak serta konflik
yang berpotensi terjadi.
Daerah pesisir adalah
jalur tanah darat/kering yang berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan
tata guna lahan mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan
sebaliknya.Daerah pesisir adalah jalur yang membatasi daratan dengan laut atau
danau dengan lebar bervariasi. Wilayah pesisir dan lautan merupakan bagian dari
lingkungan hidup yang berpotensi besar dalam menyediakan sumberdaya kehidupan.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang pantai
81.000 Km dan memiliki 17.504 buah pulau yang dua per tiga dari wilayah
tersebut berupa laut. Dari data tersebut, Indonesia memiliki potensi perikanan
yang cukup besar, paling tidak menghasilkan sumberdaya ikan lebih kurang 6,17
juta ton per tahun yang berasal dari perikanan ditangkap. Sebagai wilayah
peralihan darat dan laut yang memiliki keunikan ekosistem, dunia memiliki
kepedulian terhadap wilayah ini, khususnya di bidang lingkungan dalam konteks
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Secara historis, kota-kota
penting dunia bertempat tidak jauh dari laut. Alasannya, kawasan ini memiliki
potensi sumber daya kelautan dan perikanan, serta memudahkan terjadinya
perdagangan antar daerah, pulau dan benua. Selain itu, wilayah pesisir juga
merupakan daerah penghambat masuknya gelombang besar air laut ke darat, yaitu
dengan keberadaan hutan mangrove.
B. Rumusan Masalah
1. Potensi
apa saja yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan
2. Bagaimana
pemanfaatan potensi yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan.
3. Apa
dampak dari potensi yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan.
1. Potensi
apa saja yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan
2. Bagaimana
pemanfaatan potensi yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan.
3. Apa
dampak dari potensi yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan.
C. Tujuan penelitian
Tujuan diadakannya penelitian adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mendapatkan data analisis Potensi
yang terdapat di daerah pesisir
kecamatan medan belawan.
2.
Untuk
mendapatkan informasi pemanfaatan potensi yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan.
3.
Untuk memenuhi kelengkapan tugas mata
kuliah oceanografi.
4.
Untuk megetahui dampak dari potensi
tersebut terhadap daerah sekitar pesisir.
Tujuan diadakannya penelitian adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mendapatkan data analisis Potensi
yang terdapat di daerah pesisir
kecamatan medan belawan.
2.
Untuk
mendapatkan informasi pemanfaatan potensi yang terdapat di daerah pesisir kecamatan medan belawan.
3.
Untuk memenuhi kelengkapan tugas mata
kuliah oceanografi.
4.
Untuk megetahui dampak dari potensi
tersebut terhadap daerah sekitar pesisir.
D. Manfaat Penelitian
1.
Kita mendapat pengetahuan baru tentang
potensi yang terdapat di daerah pesisir
belawan.
2.
Kita dapat mengetahui bagaimana
pemanfaatan potensi yang terdapat didaerah pesisir kecamatan belawan.
3.
Kita dapat mengetahui dampak potensi
bagi masyarakat sekitar.
1.
Kita mendapat pengetahuan baru tentang
potensi yang terdapat di daerah pesisir
belawan.
2.
Kita dapat mengetahui bagaimana
pemanfaatan potensi yang terdapat didaerah pesisir kecamatan belawan.
3.
Kita dapat mengetahui dampak potensi
bagi masyarakat sekitar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
A. Defenisi Wilayah
Pesisir Dan Pantai
Pesisir
merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut ke arah darat meliputi bagian
daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat
laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke
arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami
yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001). Berdasarkan Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan
Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai wilayah
peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke
arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah
laut itu (kewenangan provinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas
administrasi kabupaten/kota.
Definisi
kawasan pesisir dari pendekatan ekologis adalah daerah pertemuan darat dan
laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun
terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat laut seperti angin laut, pasang
surut dan intrusi air laut Sedangkan batas ke arah laut mencakup bagian
perairan pantai sampai batas terluar dari paparan benua yang masih dipengaruhi
oleh proses alamiah yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air
tawar proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya penggundulan
hutan, pencemaran industri/domestik, limbah tambak, atau penangkapan ikan.
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara laut dan
daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air
laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua
(continental shelf).
Pantai
adalah bagian daratan yang terdekat dengan laut. Perbatasan dataran dengan laut
seolah-olah membentuk suatu garis yang disebut garis pantai. Keadaan dan bentuk
pantai berbeda pada setiap tempat. Sedangkan Pengertian Pesisir adalah bagian
permukaan bumi yang terletak antara pasang naik dan pasang surut. Pada waktu
pasang naik, pesisir tertutup oleh air laut dan pada waktu surut nampak berupa
daratan. oleh karna itu pesisir sama panjangnya dengan pantai.
Perbedaan
pantai dan pesisir. Jika diatas dikatakan bahwa pesisir memiliki panjang yang
sama dengan pantai tetapi lebar pesisir tidak sama untuk semua pantai,
tergantung kepada jenis pantainya. Pada pantai-pantai yang sangat landai lebar
pesisir dapat mencapai beberapa puluh meter sedangkan pada waktu surut, pesisir
nampak terbentang memanjang sepanjang pantai dan merupakan bentangan pasir yang
indah sehingga dapat dijadikan objek wisata. Pada Pantai-pantai yang curam
lebar pesisir sangat sempit karena ketika pasang naik, air laut tertahan oleh
dinding pantai sehingga tidak dapat mengalir jauh ke daratan.
Definisi
wilayah seperti diatas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem perairan
pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat
beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi. Selain mempunyai
potensi besar wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang mudah terkena
dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan secara langsung maupun
tidak langsung berdampak merugikan terhadap ekosistem perairan pesisir (Dahuri
et al., 1996).
Menurut
Dahuri et al. (1996), hingga saat ini masih belum ada definisi wilayah pesisir
yang baku. Namun demikian, terdapat kesepakatan umum di dunia bahwa wilayah
pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Apabila
ditinjau dari garis pantai (coast line), maka wilayah pesisir mempunyai dua macam
batas (boundaries) yaitu batas yang sejajar garis pantai (long shore) dan batas
yang tegak lurus garis pantai (cross shore).
B. Sumber Daya
Alam ( SDA)
Pengertian
Sumber Daya Alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia,
misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya
matahari, dan mikroba (jasad renik).
Indonesia
merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau, sehingga sering disebut dengan
negara seribu pulau. Dari banyaknya pulau yang ada, banyak pulau potensi alam
yang ada di Indonesia, salah satunya potensi sumber daya alam wilayah pesisir
pantai. Dengan banyaknya pulau di Indonesia, maka wilayah pesisirnya pun
banyak. Banyak potensi yang bisa dikembangkan di wilayah pesisir pantai,
diantaranya adalah : hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut,
dan perikanan. Namun masalahnya, potensi yang dimiliki wilayah pesisir ini,
tidak bisa dikembangkan dengan baik oleh warga sekitar atau oleh pihak yang
berwenang. Wilayah pesisir ini perlu dikembangkan, karena banyak manfaat dan
keuntungan yang bisa didapatkan tidak hanya dari segi ekonomi, dari segi sosial
juga apabila kita bisa mengembangkan sumber daya alam wilayah pesisir dengan
baik. Selain itu juga untuk merubah pandangan masyarakat luar wilayah pesisir,
terhadap masyarakat pesisir yang dianggap masyarakat yang kumuh dan tidak
memperhatikan lingkungannya.
Karena
wilayah pesisir memiliki potensi yang besar dalam rangka untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat pesisir, dan juga nama Indonesia di mata asing.
Contohnya, panorama wilayah pesisir bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan
domestik dan wisatawan asing untuk datang ke salah satu wilayah pesisir yang ada
di Indonesia. Dengan adaya objek wisata yang ada di wilayah pesisir, maka
masyrakat sekitar akan berbenah diri untuk memperbaiki segala kekurangan yang
ada di sana, melalui inisiatif daerah sekitar ataupun dari pemerintah.
Potensi
pembangunan yang terdapat di kawasan pesisir secara garis besar terdiri dari
tiga kelompok :
1. Sumber
daya dapat pulih (renewable resource)
2. Sumber
daya tak dapat pulih (non-renewable resource)
3. Jasa-jasa
lingkungan (environmental service)
1.Sumber Daya
Dapat Pulih
Terbagi
atas tiga macam antara lain :
1. 1
Hutan Mangrove.
1. 2
Terumbu karang.
1. 3
Rumput Laut.
2.
Sumber daya yang Tidak Dapat Pulih
Sumber
daya yang tidak dapat pulih terdiri dari seluruh mineral dan geologi, yang
termasuk kedalamnya antara lain minyak gas, batu bara, emas, timah, nikel, bijh
besi, batu bara, granit, tanah liat, pasir, dan lain-lain. Sumber daya geologi
lainnya adalah bahan baku industri dan bahan bangunan, antara lain kaolin,
pasir kuarsa, pasir bangunan, kerikil dan batu pondasi.
3. Jasa jasa Lingkungan
Jasa-jasa
lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi kawasan pesisir dan lautan sebagai
tempat rekreasi dan parawisata, media transportasi dan komunikasi, sumber
energi, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, penampungan
limbah, pengatur iklim, kawasan lindung, dan sistem penunjang kehidupan serta
fungsi fisiologis lainnya.
C. Fungsi Wilayah Pesisir
Dilihat dari berbagai potensinya,
wilayah pesisir sangat berperan penting dalam keberlangsungan hidup manusia/
human survival. Namun pada dasarnya, ekosistem pesisir memiliki fungsi utama
secara hidrobiologis. Selain itu, fungsi lain yang sangat dirasakan yaitu dalam
hal ekonomi karena aspek sumberdaya alamnya yang sangat berlimpah sehingga
dapat dimanfaatkan baik dalam bentuk praiwisata maupun eksploitasi. Millenium
Ecosystem Assessment (MEA) mengidentifikasi empat fungsi penyediaan utama dari
ekosistem pesisir:
fungsi
penyediaan barang dan jasa (misalnya sumber makanan, air, udara )
fungsi pengaturan (pengaturan iklim dan erosi)
fungsi budaya (nilai-nilai spiritual dan
rekreasi)
fungsi pendukung (sebagai produksi primer dan
pembentukan tanah).
D. Pembagian Zona Wilayah Pesisir
Setiap
zone perairan dipesisir mengalami proses mengahasilkan struktur sedimen yang
khas dan berbeda satu sama lainnya.Berdasarkan hal ini zone pesisir dibagi
menjadi backshore, foreshore, shoreface.
1.
Backshore terletak diantara batas bawah gumuk pasir (sand dune) hingga ke garis
air pasang paling tinggi (mean high water line). Jadi Backshoreterdapat di
amabang pantai (beach bar).
2.
Foreshore yaitu zone pasang surut, kawasan yang terletak di antara batas atas
dan bawah pasang air laut disebut. Backshore dan foreshoremerupkan bagian atas
dari pesisir pantai. Dikawasan ini terdapat zone pemecah, zone swash dan arus
sepanjang pantai (longshore current). Sehingga kawasan ini menerima tenaga
aliran yang kuat. Sedimensedimen yang ada diwilayah ini kebanyakan terdiri dari
material pasir.
3.
Shoreface yaitu zone yang berbatasan dengan zone peralihan. Batas
bawahshoreface bergantung pada rata-rata dasar gelombang maksimal (average
maximum wave base). Di kawasan shoreface sedimennya terdiri dari pasir bersih,
dibagian atas shoreface terdapat arus pesisir pantai.
E. Tata Ruang Wilayah Pesisir
Kebijakan untuk
perencanaan wilayah pesisir setidaknya meliputi :
1. kebijakan konservasi lingkungan alam;
2. kebijakan pembangunan yang khusus membutuhkan
lokasi pantai;
3. kebijakan mencegah bencana alam, seperti
banjir, erosi, dll; dan
4. kebijakan rehabilitasi
lingkungan, khususnya garis pantai yang rusak atau mengalami pergeseran.
F. Konservasi
Wilayah Pesisir
Kebijakan
ini bertujuan untuk melindungi dan memperkaya karakter alam dan pemandangan
dari wilayah pesisir yang tidak untuk dikembangkan. Di wilayah yang mempunyai
nilai pemandangan alam yang indah atau yang mempunyai nilai historis,
pembanguan harus dibatasi.
Wilayah
pesisir tersebut harus dicegah dari gangguan visual, yang disebabkan oleh
tingkat visibilitas pembangunan yang tinggi terhadap bagian depan pantai,
terhadap kaki langit dan pembangunan hamparan pantai. Kegiatan
pembangunan
berkala besar seperti perumahan tepi pantai (sering disebut water front city)
dapat menampilkan ancaman yang jelas terhadap lingkungan alam yang sehrausnya
dikonservasi.
Namun
dampak kumulatif dari pembangunan yang berskala kecil juga dapat menimbulkan kerusakan.
Lokasi yang dapat dipengaruhi oleh kegiatan tidak hanya dalam batas-batas
wilayah pesisir tertentu, namun juga pada lokasi yang berbatasan atau yang
mengarah ke hulu. Perhatian khusus harus dilakukan untuk menilai dampak
kegiatan yang mempengaruhi muara, tidak hanya pada lokasi langsung dan lokasi
disekitarnya, namun juga efek yang kumulatif pada bagian muara itu sendiri.
Pantai menyediakan banyak habitat alam bagi kepentingan nasional dan
internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan. Selain itu, wilayah
pesisir juga dapat meliputi kawasan pertanian yang subur yang perlu dipahami
dalam menentukan keputusan atas kegiatan pembangunan di wilayah tersebut. Di
berbagai wilayah pesisir, khususnya di bagian muara, pengaruh pembangunan atas
kepentingan lain, seperti perikanan dan terumbu karang dapat bersifat akut dan
luas. Hubungan yang terjalin antara mata pencaharian penduduk, sumber daya
pantai, diversifikasi kehidupan liar dan keindahan panorama pantai harus
dimengerti untuk dapat merumuskan kebijakan yang tepat. Beberapa wilayah
pesisir juga mungkin memiliki sejarah yang kaya, baik yang berada di atas
maupun di bawah perairan, seperti monumen peninggalan kerajaan jaman dahulu,
dll.
G. Potensi
Wilayah
Wilayah
pesisir memiliki keragaman potensi sumberdaya alam yang cukup tinggi dan sangat
penting bagi pengembangan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan penyangga
kedaulatan bangsa (UU RI No. 27 Tahun 2007).
Pada dasarnya
wilayah pesisir tersusun dari berbagai ekosistem, seperti mangrove, terumbu karang,
estuaria, pantai berpasir, dan lainnya, yang satu sama lain saling terkait,
tidak berdiri sendiri.
Dalam UU RI No. 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil disebutkan bahwa potensi di
kawasan pesisir sangatlah besar, baik potensi sumberdaya alam maupun potensi
buatan. Potensi sumberdaya kawasan pesisir menurut UU ini yaitu sumberdaya
hayati (ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan biota laut lain),
sumberdaya nonhayati (pasir, air laut, mineral dasar laut), sumberdaya buatan
(infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa
lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah
air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang
terdapat di wilayah pesisir.
A. Defenisi Wilayah
Pesisir Dan Pantai
Pesisir
merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut ke arah darat meliputi bagian
daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat
laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke
arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami
yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001). Berdasarkan Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan
Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai wilayah
peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke
arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah
laut itu (kewenangan provinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas
administrasi kabupaten/kota.
Definisi
kawasan pesisir dari pendekatan ekologis adalah daerah pertemuan darat dan
laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun
terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat laut seperti angin laut, pasang
surut dan intrusi air laut Sedangkan batas ke arah laut mencakup bagian
perairan pantai sampai batas terluar dari paparan benua yang masih dipengaruhi
oleh proses alamiah yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air
tawar proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya penggundulan
hutan, pencemaran industri/domestik, limbah tambak, atau penangkapan ikan.
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara laut dan
daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air
laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua
(continental shelf).
Pantai
adalah bagian daratan yang terdekat dengan laut. Perbatasan dataran dengan laut
seolah-olah membentuk suatu garis yang disebut garis pantai. Keadaan dan bentuk
pantai berbeda pada setiap tempat. Sedangkan Pengertian Pesisir adalah bagian
permukaan bumi yang terletak antara pasang naik dan pasang surut. Pada waktu
pasang naik, pesisir tertutup oleh air laut dan pada waktu surut nampak berupa
daratan. oleh karna itu pesisir sama panjangnya dengan pantai.
Perbedaan
pantai dan pesisir. Jika diatas dikatakan bahwa pesisir memiliki panjang yang
sama dengan pantai tetapi lebar pesisir tidak sama untuk semua pantai,
tergantung kepada jenis pantainya. Pada pantai-pantai yang sangat landai lebar
pesisir dapat mencapai beberapa puluh meter sedangkan pada waktu surut, pesisir
nampak terbentang memanjang sepanjang pantai dan merupakan bentangan pasir yang
indah sehingga dapat dijadikan objek wisata. Pada Pantai-pantai yang curam
lebar pesisir sangat sempit karena ketika pasang naik, air laut tertahan oleh
dinding pantai sehingga tidak dapat mengalir jauh ke daratan.
Definisi
wilayah seperti diatas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem perairan
pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat
beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi. Selain mempunyai
potensi besar wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang mudah terkena
dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan secara langsung maupun
tidak langsung berdampak merugikan terhadap ekosistem perairan pesisir (Dahuri
et al., 1996).
Menurut
Dahuri et al. (1996), hingga saat ini masih belum ada definisi wilayah pesisir
yang baku. Namun demikian, terdapat kesepakatan umum di dunia bahwa wilayah
pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Apabila
ditinjau dari garis pantai (coast line), maka wilayah pesisir mempunyai dua macam
batas (boundaries) yaitu batas yang sejajar garis pantai (long shore) dan batas
yang tegak lurus garis pantai (cross shore).
B. Sumber Daya
Alam ( SDA)
Pengertian
Sumber Daya Alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia,
misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya
matahari, dan mikroba (jasad renik).
Indonesia
merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau, sehingga sering disebut dengan
negara seribu pulau. Dari banyaknya pulau yang ada, banyak pulau potensi alam
yang ada di Indonesia, salah satunya potensi sumber daya alam wilayah pesisir
pantai. Dengan banyaknya pulau di Indonesia, maka wilayah pesisirnya pun
banyak. Banyak potensi yang bisa dikembangkan di wilayah pesisir pantai,
diantaranya adalah : hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut,
dan perikanan. Namun masalahnya, potensi yang dimiliki wilayah pesisir ini,
tidak bisa dikembangkan dengan baik oleh warga sekitar atau oleh pihak yang
berwenang. Wilayah pesisir ini perlu dikembangkan, karena banyak manfaat dan
keuntungan yang bisa didapatkan tidak hanya dari segi ekonomi, dari segi sosial
juga apabila kita bisa mengembangkan sumber daya alam wilayah pesisir dengan
baik. Selain itu juga untuk merubah pandangan masyarakat luar wilayah pesisir,
terhadap masyarakat pesisir yang dianggap masyarakat yang kumuh dan tidak
memperhatikan lingkungannya.
Karena
wilayah pesisir memiliki potensi yang besar dalam rangka untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat pesisir, dan juga nama Indonesia di mata asing.
Contohnya, panorama wilayah pesisir bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan
domestik dan wisatawan asing untuk datang ke salah satu wilayah pesisir yang ada
di Indonesia. Dengan adaya objek wisata yang ada di wilayah pesisir, maka
masyrakat sekitar akan berbenah diri untuk memperbaiki segala kekurangan yang
ada di sana, melalui inisiatif daerah sekitar ataupun dari pemerintah.
Potensi
pembangunan yang terdapat di kawasan pesisir secara garis besar terdiri dari
tiga kelompok :
1. Sumber
daya dapat pulih (renewable resource)
2. Sumber
daya tak dapat pulih (non-renewable resource)
3. Jasa-jasa
lingkungan (environmental service)
1.Sumber Daya
Dapat Pulih
Terbagi
atas tiga macam antara lain :
1. 1
Hutan Mangrove.
1. 2
Terumbu karang.
1. 3
Rumput Laut.
2.
Sumber daya yang Tidak Dapat Pulih
Sumber
daya yang tidak dapat pulih terdiri dari seluruh mineral dan geologi, yang
termasuk kedalamnya antara lain minyak gas, batu bara, emas, timah, nikel, bijh
besi, batu bara, granit, tanah liat, pasir, dan lain-lain. Sumber daya geologi
lainnya adalah bahan baku industri dan bahan bangunan, antara lain kaolin,
pasir kuarsa, pasir bangunan, kerikil dan batu pondasi.
3. Jasa jasa Lingkungan
Jasa-jasa
lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi kawasan pesisir dan lautan sebagai
tempat rekreasi dan parawisata, media transportasi dan komunikasi, sumber
energi, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, penampungan
limbah, pengatur iklim, kawasan lindung, dan sistem penunjang kehidupan serta
fungsi fisiologis lainnya.
C. Fungsi Wilayah Pesisir
Dilihat dari berbagai potensinya,
wilayah pesisir sangat berperan penting dalam keberlangsungan hidup manusia/
human survival. Namun pada dasarnya, ekosistem pesisir memiliki fungsi utama
secara hidrobiologis. Selain itu, fungsi lain yang sangat dirasakan yaitu dalam
hal ekonomi karena aspek sumberdaya alamnya yang sangat berlimpah sehingga
dapat dimanfaatkan baik dalam bentuk praiwisata maupun eksploitasi. Millenium
Ecosystem Assessment (MEA) mengidentifikasi empat fungsi penyediaan utama dari
ekosistem pesisir:
fungsi
penyediaan barang dan jasa (misalnya sumber makanan, air, udara )
fungsi pengaturan (pengaturan iklim dan erosi)
fungsi budaya (nilai-nilai spiritual dan
rekreasi)
fungsi pendukung (sebagai produksi primer dan
pembentukan tanah).
D. Pembagian Zona Wilayah Pesisir
Setiap
zone perairan dipesisir mengalami proses mengahasilkan struktur sedimen yang
khas dan berbeda satu sama lainnya.Berdasarkan hal ini zone pesisir dibagi
menjadi backshore, foreshore, shoreface.
1.
Backshore terletak diantara batas bawah gumuk pasir (sand dune) hingga ke garis
air pasang paling tinggi (mean high water line). Jadi Backshoreterdapat di
amabang pantai (beach bar).
2.
Foreshore yaitu zone pasang surut, kawasan yang terletak di antara batas atas
dan bawah pasang air laut disebut. Backshore dan foreshoremerupkan bagian atas
dari pesisir pantai. Dikawasan ini terdapat zone pemecah, zone swash dan arus
sepanjang pantai (longshore current). Sehingga kawasan ini menerima tenaga
aliran yang kuat. Sedimensedimen yang ada diwilayah ini kebanyakan terdiri dari
material pasir.
3.
Shoreface yaitu zone yang berbatasan dengan zone peralihan. Batas
bawahshoreface bergantung pada rata-rata dasar gelombang maksimal (average
maximum wave base). Di kawasan shoreface sedimennya terdiri dari pasir bersih,
dibagian atas shoreface terdapat arus pesisir pantai.
E. Tata Ruang Wilayah Pesisir
Kebijakan untuk
perencanaan wilayah pesisir setidaknya meliputi :
1. kebijakan konservasi lingkungan alam;
2. kebijakan pembangunan yang khusus membutuhkan
lokasi pantai;
3. kebijakan mencegah bencana alam, seperti
banjir, erosi, dll; dan
4. kebijakan rehabilitasi
lingkungan, khususnya garis pantai yang rusak atau mengalami pergeseran.
F. Konservasi
Wilayah Pesisir
Kebijakan
ini bertujuan untuk melindungi dan memperkaya karakter alam dan pemandangan
dari wilayah pesisir yang tidak untuk dikembangkan. Di wilayah yang mempunyai
nilai pemandangan alam yang indah atau yang mempunyai nilai historis,
pembanguan harus dibatasi.
Wilayah
pesisir tersebut harus dicegah dari gangguan visual, yang disebabkan oleh
tingkat visibilitas pembangunan yang tinggi terhadap bagian depan pantai,
terhadap kaki langit dan pembangunan hamparan pantai. Kegiatan
pembangunan
berkala besar seperti perumahan tepi pantai (sering disebut water front city)
dapat menampilkan ancaman yang jelas terhadap lingkungan alam yang sehrausnya
dikonservasi.
Namun
dampak kumulatif dari pembangunan yang berskala kecil juga dapat menimbulkan kerusakan.
Lokasi yang dapat dipengaruhi oleh kegiatan tidak hanya dalam batas-batas
wilayah pesisir tertentu, namun juga pada lokasi yang berbatasan atau yang
mengarah ke hulu. Perhatian khusus harus dilakukan untuk menilai dampak
kegiatan yang mempengaruhi muara, tidak hanya pada lokasi langsung dan lokasi
disekitarnya, namun juga efek yang kumulatif pada bagian muara itu sendiri.
Pantai menyediakan banyak habitat alam bagi kepentingan nasional dan
internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan. Selain itu, wilayah
pesisir juga dapat meliputi kawasan pertanian yang subur yang perlu dipahami
dalam menentukan keputusan atas kegiatan pembangunan di wilayah tersebut. Di
berbagai wilayah pesisir, khususnya di bagian muara, pengaruh pembangunan atas
kepentingan lain, seperti perikanan dan terumbu karang dapat bersifat akut dan
luas. Hubungan yang terjalin antara mata pencaharian penduduk, sumber daya
pantai, diversifikasi kehidupan liar dan keindahan panorama pantai harus
dimengerti untuk dapat merumuskan kebijakan yang tepat. Beberapa wilayah
pesisir juga mungkin memiliki sejarah yang kaya, baik yang berada di atas
maupun di bawah perairan, seperti monumen peninggalan kerajaan jaman dahulu,
dll.
G. Potensi
Wilayah
Wilayah
pesisir memiliki keragaman potensi sumberdaya alam yang cukup tinggi dan sangat
penting bagi pengembangan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan penyangga
kedaulatan bangsa (UU RI No. 27 Tahun 2007).
Pada dasarnya
wilayah pesisir tersusun dari berbagai ekosistem, seperti mangrove, terumbu karang,
estuaria, pantai berpasir, dan lainnya, yang satu sama lain saling terkait,
tidak berdiri sendiri.
Dalam UU RI No. 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil disebutkan bahwa potensi di
kawasan pesisir sangatlah besar, baik potensi sumberdaya alam maupun potensi
buatan. Potensi sumberdaya kawasan pesisir menurut UU ini yaitu sumberdaya
hayati (ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan biota laut lain),
sumberdaya nonhayati (pasir, air laut, mineral dasar laut), sumberdaya buatan
(infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa
lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah
air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang
terdapat di wilayah pesisir.
2.2 Kerangka Berpikir
Berdasarkan
gambar diatas bisa kita dapat mengetahui potensi potensi apa saja yang terdapat
di daerah pesisir belawan dan dampak dari pemanfaatan potensi yang terdapat di
daerah pesisir belawan bagi kehidupan masyarakat pesisir sehingga nanti kita
akan mudah untuk mengetahui potensi yang ada dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat
sekitar.
Berdasarkan
gambar diatas bisa kita dapat mengetahui potensi potensi apa saja yang terdapat
di daerah pesisir belawan dan dampak dari pemanfaatan potensi yang terdapat di
daerah pesisir belawan bagi kehidupan masyarakat pesisir sehingga nanti kita
akan mudah untuk mengetahui potensi yang ada dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat
sekitar.
2.3 Penelitian yang Relevan
Sebelum
melakukan penelitian ini peneliti sudah membaca beberapa penelitian dan skripsi
serta jurnal yang sudah di publikasikan karena referensi untuk lokasi pesisir
belawan, potensi yang terdapat di lokasi tersebut dan dampak
pemanfaatan
potensi yang ada bagi kehidupan masyarakat pesisir belawan.
Sebelum
melakukan penelitian ini peneliti sudah membaca beberapa penelitian dan skripsi
serta jurnal yang sudah di publikasikan karena referensi untuk lokasi pesisir
belawan, potensi yang terdapat di lokasi tersebut dan dampak
pemanfaatan
potensi yang ada bagi kehidupan masyarakat pesisir belawan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini maka penulis menetapkan
tempat dan lokasi penelitian ini di Belawan Kecamatan
Medan Belawan, yang berbatasan langansung dengan :
Sebelah Utara berbatasan
dengan Selat Malaka
Sebelah selatan
berbatasan dengan Kec. Marelan dan Medan Labuhan
Sebelah Barat
berbatasan dengan Kab. Deli Serdang
Sebelah Timur
berbatasan dengan Kab. Deli Serdang
Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah :
1.
Untuk mengamati dan mengulas langsung potensi yang
ada di wilayah pesisir belawan.
2.
Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan potensi yang ada di
wilayah pesisir belawan.
3.
Karena belum pernah meneliti
tempat tersebut sebelumnya.
Dalam melaksanakan penelitian ini maka penulis menetapkan
tempat dan lokasi penelitian ini di Belawan Kecamatan
Medan Belawan, yang berbatasan langansung dengan :
Sebelah Utara berbatasan
dengan Selat Malaka
Sebelah selatan
berbatasan dengan Kec. Marelan dan Medan Labuhan
Sebelah Barat
berbatasan dengan Kab. Deli Serdang
Sebelah Timur
berbatasan dengan Kab. Deli Serdang
Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah :
1.
Untuk mengamati dan mengulas langsung potensi yang
ada di wilayah pesisir belawan.
2.
Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan potensi yang ada di
wilayah pesisir belawan.
3.
Karena belum pernah meneliti
tempat tersebut sebelumnya.
3.2 Populasi dan Sample
Yang dimaksud populasi dalam
penelitian ini adalah lokasi pesisir belawan yang sekaligus sebagai sampel
(sampling) untuk melengkapi sumber data dalam penelitian ini tentang potensi
yang terdapat di wilayah pesisir belawan.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah faktor faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan
potensi wilayah pesisir belawan
dan usaha dalam pengembangan potensi wilayah daerah
pesisir belawan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini :
1. Teknik
Observasi
Teknik
ini digunakan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap wilayah pesisir
belawan untuk memperoleh gambaran nyata.
2..Teknik Analisis Data
Setelah melakukan penggalian
data lapangan selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam analisis data penulis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif
adalah pengolahan data dengan melakukan proses mengatur,mengurutkan data yang
terkumpul yang terdiri dari catatan-catatan lapangan, obsevasi data tersebut
diatur dan diurutkan sesuai kebutuhan peneliti,sehingga informasi kualitatif
tersebut disusun atas pikiran, intuisi, pendapat dan kriteria tertentu. Dengan
melakukan proses analisis tersebut diatas,maka data yang diperoleh akan
memberikan gambaran secara deskriptif tentang aspek-aspek yang menjadi fokus
penelitian yang kemudian akan memberikan jawaban atas masalah yang sedang
diteliti sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan menginterpretasikan
kedalam suatu urutan dasar berupa suatu kesimpulan dan saran.
Yang dimaksud populasi dalam
penelitian ini adalah lokasi pesisir belawan yang sekaligus sebagai sampel
(sampling) untuk melengkapi sumber data dalam penelitian ini tentang potensi
yang terdapat di wilayah pesisir belawan.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah faktor faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan
potensi wilayah pesisir belawan
dan usaha dalam pengembangan potensi wilayah daerah
pesisir belawan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini :
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini :
1. Teknik
Observasi
Teknik
ini digunakan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap wilayah pesisir
belawan untuk memperoleh gambaran nyata.
2..Teknik Analisis Data
Setelah melakukan penggalian data lapangan selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam analisis data penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah pengolahan data dengan melakukan proses mengatur,mengurutkan data yang terkumpul yang terdiri dari catatan-catatan lapangan, obsevasi data tersebut diatur dan diurutkan sesuai kebutuhan peneliti,sehingga informasi kualitatif tersebut disusun atas pikiran, intuisi, pendapat dan kriteria tertentu. Dengan melakukan proses analisis tersebut diatas,maka data yang diperoleh akan memberikan gambaran secara deskriptif tentang aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian yang kemudian akan memberikan jawaban atas masalah yang sedang diteliti sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan menginterpretasikan kedalam suatu urutan dasar berupa suatu kesimpulan dan saran.
Setelah melakukan penggalian data lapangan selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam analisis data penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah pengolahan data dengan melakukan proses mengatur,mengurutkan data yang terkumpul yang terdiri dari catatan-catatan lapangan, obsevasi data tersebut diatur dan diurutkan sesuai kebutuhan peneliti,sehingga informasi kualitatif tersebut disusun atas pikiran, intuisi, pendapat dan kriteria tertentu. Dengan melakukan proses analisis tersebut diatas,maka data yang diperoleh akan memberikan gambaran secara deskriptif tentang aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian yang kemudian akan memberikan jawaban atas masalah yang sedang diteliti sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan menginterpretasikan kedalam suatu urutan dasar berupa suatu kesimpulan dan saran.
BAB IV
DESKRIPSI
PENELITIAN
4.1
Kondidsi Fisik
A. Batas
Administrasi Wilayah
Kecamatan Medan
Belawan adalah salah satu kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
kecamatan medan belawan ini memiliki luas sekitar 304,74 Ha. kecamatan medan
belawan ini memiliki 6 kelurahan, Berdasarkan letak astronomis Kecamatan Medan
Belawan terletak diantara 030 sampai dengan 480 Lintang Utara, dan 980 sampai
dengan 420 lintang timur,dan terletak 3 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan Medan
Belawan berbatasan dengan :
1. Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kabupaten
Deli Serdang.
2. Sebelah Timur Berbatasan Kabupaten Deli
Serdang.
3. Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Medan
Marelan dan Medan Labuhan.
4. Sebelah Utara Berbatasan dengan Selat
Malaka.
B. Topografi dan
Kemiringan Lereng
Secara
umum Kecamatan Medan Belawan berada pada ketinggian 0 sampai 5 m di atas
permukaan laut. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Medan Belawan pada umumnya
merupa¬kan daerah dataran, adapun yang bergelombang hanyalah sebagian kecil
saja. Dalam hal ini wilayah yang agak bergelombang terdapat pada lahan yang
memiliki sebagian tambak perikanan dan sebagian pada lahan hutan mangrove serta
rawa-rawa.
C. Iklim/Klimatologi
Adapun
iklim yang terdapat di Kecamatan Medan Belawan adalah sedang dengan dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim ini dipengaruhi oleh dua arah
angin yang terdiri dari angin gunung yang membawa hujan dan angin laut yang
membawa udara panas dan lembab. Kelembaban udara (RH) Kecamatan Medan Belawan
adalah ± 84 dan curah hujan rata-rata 1.844 mm.
D. Hidrologi
Kecamatan Medan
Belawan merupakan kecamatan yang memiliki wilayah perairan dalam bentuk laut,
secara umum keadaan hidrologi Kecamatan Medan Belawan terbagi atas tiga jenis
yaitu :
1. Air Tanah
Sumber
air tanah yang ada, saat ini berasal dari air tanah dangkal yang dimanfaatkan
penduduk sebagai sumber air bersih rumah tangga. Dan air tanah dalam yang
banyak digunakan jasa dan industri dalam bentuk sumur bor. Air tanah dalam juga
digunakan sebagai sumber air bersih dari fasilitas kran-kran umum yang terdapat
di setiap Kelurahan Bagan Deli dan Kelurahan Belawan Sicanang.
2. Air Permukaan
Air
permukaan yang ada di kawasan studi pada umumnya adalah berupa kolam dan rawa.
Air permukaan ini tidak dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, seperti mencuci pakaian dan mandi karena kualitasnya tidak baik.
Salah satu manfaat yang cukup signifikan dari keberadaan air permukaan ini
adalah untuk mendukung kegiatan pengembangan perikanan air tawar/ kolam
(tambak).
3. Sungai
Adapun
sungai yang mengelilingi Kecamatan Medan Belawan adalah Sungai Belawan dengan
panjang 17.23 Km dan Sungai Deli dengan panjang keseluruhan 5.15 Km serta
beberapa anak-anak sungai lainnya. Sehingga air sungai yang ada didaerah
tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan sehari-hari
dan sektor perikanan yang ada. Tipologi sungai di Belawan adalah tipologi
muara-muara sungai yang sangat tinggi sedimentasinya dan sangat terpengaruh
dengan pasang naik permukaan laut khususnya pada masa-masa tertentu tiap
bulannya.
E. Kondisi
Geologi dan Jenis Tanah
Berdasarkan
Peta Geologi RTRW Kota Medan 2016, Kecamatan Medan Belawan didominasi oleh
jenis bebatuan Alluvial, berikut definisi dari Aluvial dimaksud :
• Grup Aluvial
Grup
Aluvial umumnya terbentuk dari endapan kasar dan halus yang berumur Quarter
(Qal dan Qh), yang umumnya berasal dari endapan sungai, Grup Aluvial ini
meliputi dataran banjir disekitar jalur aliran Sungai Belawan, dan dataran Aluvial.
Dataran banjir umumnya berpenyebaran disekitar aliran sungai besar didekat
muara berbatasan dengan pantai. Dataran Aluvial merupakan peralihan dari grup
Marin, relatif datar airnya bersifat tawar sampai payau dan bagian besar telah
dimanfaatkan sebagai areal perikanan, persawahan dan perkebunan Secara rinci
satuan lahan/unit lahan yang termasuk dalam grup Aluvial disajikan uraiannya di
bawah ini :
• Dataran Aluvial Peralihan ke Marin
Satuan
lahan ini merupakan dataran Aluvial peralihan ke Marin, dengan bahan sedimen
halus dan kasar masam, bentuk wilayah datar (lereng 3%). Jenis tanah dominan
adalah Troquentsts, Fluvaquents dan setempat yang agak kering di dominasi oleh Eutropepts.
Satuan lahan ini tersebar secara luas dibagian agak hilir sebelah kanan dan
kiri dari sungai Deli.
F. Kepemilikan
Lahan
Dari
hasil survey lapangan dan wawancara terhadap beberapa masyarakat utnuk masalah
kepemilikan lahan yang ada di Kecamatan Medan Belawan sebagian besar dimiliki
oleh PT. PELINDO (Pelabuhan Indonesia) dengan luasan 423,15 Ha dan sebagian
milik masyarakat serta hanya sebagian kecil saja yang dimiliki oleh Pemko
Medan.
G. Nilai Lahan
Nilai
lahan di Kecamatan Medan Belawan pada dasarnya di daerah pinggiran jalan
relatif jauh lebih mahal dibanding dengan nilai lahan yang berada pada
pinggiran inti kota, hal ini disebabkan intensitas kegiatan yang terjadi di
daerah yang berada pada pinggir jalan jauh lebih tinggi.
Menurut data
yang diperoleh melalui Dirjen Perpajakan, untuk kelurahan yang memiliki nilai lahan
yang tinggi terdapat di Kelurahan Belawan I yaitu berkisar Rp. 48.000,- sampai
Rp. 610.000,-. Sedangkan Kelurahan yang memiliki nilai lahan yang rendah
terdapat di 2 (Dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Belawan Sicanang berkisar Rp.
10.000,- sampai Rp. 285.000,- dan Kelurahan Belawan Bahagia berkisar Rp.
48.000,- sampai Rp. 285.000,-.
4.2
Kondisi Solsial
A. Kependudukan
Penduduk
merupakan pihak yang akan memperoleh manfaat dari upaya-upaya penataan ruang.
Dengan demikian dinamika kependudukan memiliki peranan yang penting sebagai
obyek maupun subyek dalam dinamika perkembangan suatu kawasan. Penduduk juga
sebagai faktor utama dalam pembangunan mutlak dibutuhkan dalam menunjang
keberhasilan pembangunan.
B. Kependudukan
Kecamatan Medan Belawan
Penduduk
memegang peranan penting dalam suatu wilayah baik dilihat sebagai subyek maupun
obyek pembangunan. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik
maupun data profil Kecamatan, maka
jumlah penduduk Kecamatan Medan Belawan tahun 2013 adalah 96.280
jiwa dan distribusi penduduk terbesar
berada pada Kelurahan Belawan II yaitu 21.072
jiwa.jumlah penduduk terkecil berada pada kelurahan belawa bahagia yakni
sebanyak 11.985.
C. Komposisi
Penduduk ( Menurut Macam Karakteristik )
Kecamatan
Medan Belawan berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik,
jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki adalah 48.917 jiwa sedangkan
untuk jenis kelamin perempuan adalah 46.792 jiwa dengan total jumlah penduduk
Kecamatan Medan Belawan 95.709 jiwa.
4.3
Potensi di Daerah Pesisir Kecamatan Medan Belawan.
A. Pelabuhan
Belawan
Pelabuhan belawan adalah pelabuhan
yang terletak di kota Medan, Sumatera utera, Indonesia dan merupakan pelabuhan
terpenting dipulau Sumatera. Pelabuhan belawan adalah sebuah pelabuhan dengan
tingkat kelas utama yang bernaung di bawah PT. Pelabuhan Indonesia I. Dengan
letak geografisnya adalah 03° 47’LU 98°42’BT / 3,783°LU 98,7°BT. Pelabuhan belawan memiliki wilayah
sekitar 12.072,33 hektar, terdiri atas beberapa pelabuhan kecil, yaitu
pelabuhan belawan lama, pelabuhan ujung baru, pelabuhan citra, terminal peti
kemas, konvensional gabion, dan terminal penumpang. Pelabuhan ini memiliki
empat dermaga besar. Bahkan, dua dermaga diantaranya mampu menampung kapal
dengan bobot 7000 ton jika berlabu
diasana.
B. Mangroove
Seperti yang kita ketahui Hutan
mangrove memiliki peran ekologis yang besar bagi kehidupan manusia. Telah
berabad-abad lamanya dijadikan tumpuan jutaan orang yang hidup di pesisir.
Hutan ini memiliki banyak fungsi mulai dari penyedia sumber makanan, bahan baku
industri, mencegah banjir, mencegah erosi, hingga fungsi rekreasi.
C. Pantai ocean
pasifik
Pantai ocean pasifik atau di sebut
juga pantai Olo oleh masyarakat sekitar, merupakan salah satu tempat rekeasi
bagi keluarga, pantai yang berhadapan langsung dengan selat malaka dan kita
juga dapat melihat aktivitas bongkar muat peti kemas yang terdapat disekitar
pantai tersebut, pantai ini dulunya di bangun oleh Olo panggabean
4.4
Pemanfaatan Potensi daerah pesisir kecamatan medan belawan
A. pelabuhan
belawan
Dengan keberadaan pelabuhan belawan,
Para masyarakar sekitar memanfaatkannya sebagai peluang usaha dan peluang kerja
bagi masyarakat sekitar, sebagai kuli angkut barang, bongkar muat kapal, dan
menjadi tenaga kebersihan pelabuhan tersebut. Dan sebagian masyarakat membuka
berbagai pertokoan.
B. Mangrove
Pada umumnya masyarakat pesisir
kecamatan medan belawan memanfaatkan jenis-jenis magrove secara lokal untuk
kayu bakar dan bahan bangunan lokal, dan pengalihan fungsi lahan mangrove
menjadi lahan tambak udang,dan luas hutan mangrovepun terus tergerus/ditebangi
masyarakat sekitar secara besar-besaran, dengan luas tambak perorangan mulai
dari 0,5 ha hingga 6 ha perorang.
C.
Pantai Ocean Pasifik
Dengan adanya pantai ocean pasifik
sebagai tempat wisata/rekreasi keluarga, masyarakat di daerah tersebut membuka
restoran dan warung makan sebagai tempat beristrahat pengunjung wisata, dan
juga membuat lokasi taman bermain anak, lokasi bermain bebek air, kolam pancing
bahkan membangun penginapan keluarga. Dan wisata belanja sebagi souvenir dari
daerah pantai tersebut seperti barang-barang Kristal, keramik-keramik cantik.
4.1
Kondidsi Fisik
A. Batas
Administrasi Wilayah
Kecamatan Medan
Belawan adalah salah satu kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
kecamatan medan belawan ini memiliki luas sekitar 304,74 Ha. kecamatan medan
belawan ini memiliki 6 kelurahan, Berdasarkan letak astronomis Kecamatan Medan
Belawan terletak diantara 030 sampai dengan 480 Lintang Utara, dan 980 sampai
dengan 420 lintang timur,dan terletak 3 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan Medan
Belawan berbatasan dengan :
1. Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kabupaten
Deli Serdang.
2. Sebelah Timur Berbatasan Kabupaten Deli
Serdang.
3. Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Medan
Marelan dan Medan Labuhan.
4. Sebelah Utara Berbatasan dengan Selat
Malaka.
B. Topografi dan
Kemiringan Lereng
Secara
umum Kecamatan Medan Belawan berada pada ketinggian 0 sampai 5 m di atas
permukaan laut. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Medan Belawan pada umumnya
merupa¬kan daerah dataran, adapun yang bergelombang hanyalah sebagian kecil
saja. Dalam hal ini wilayah yang agak bergelombang terdapat pada lahan yang
memiliki sebagian tambak perikanan dan sebagian pada lahan hutan mangrove serta
rawa-rawa.
C. Iklim/Klimatologi
Adapun
iklim yang terdapat di Kecamatan Medan Belawan adalah sedang dengan dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim ini dipengaruhi oleh dua arah
angin yang terdiri dari angin gunung yang membawa hujan dan angin laut yang
membawa udara panas dan lembab. Kelembaban udara (RH) Kecamatan Medan Belawan
adalah ± 84 dan curah hujan rata-rata 1.844 mm.
D. Hidrologi
Kecamatan Medan
Belawan merupakan kecamatan yang memiliki wilayah perairan dalam bentuk laut,
secara umum keadaan hidrologi Kecamatan Medan Belawan terbagi atas tiga jenis
yaitu :
1. Air Tanah
Sumber
air tanah yang ada, saat ini berasal dari air tanah dangkal yang dimanfaatkan
penduduk sebagai sumber air bersih rumah tangga. Dan air tanah dalam yang
banyak digunakan jasa dan industri dalam bentuk sumur bor. Air tanah dalam juga
digunakan sebagai sumber air bersih dari fasilitas kran-kran umum yang terdapat
di setiap Kelurahan Bagan Deli dan Kelurahan Belawan Sicanang.
2. Air Permukaan
Air
permukaan yang ada di kawasan studi pada umumnya adalah berupa kolam dan rawa.
Air permukaan ini tidak dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, seperti mencuci pakaian dan mandi karena kualitasnya tidak baik.
Salah satu manfaat yang cukup signifikan dari keberadaan air permukaan ini
adalah untuk mendukung kegiatan pengembangan perikanan air tawar/ kolam
(tambak).
3. Sungai
Adapun
sungai yang mengelilingi Kecamatan Medan Belawan adalah Sungai Belawan dengan
panjang 17.23 Km dan Sungai Deli dengan panjang keseluruhan 5.15 Km serta
beberapa anak-anak sungai lainnya. Sehingga air sungai yang ada didaerah
tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan sehari-hari
dan sektor perikanan yang ada. Tipologi sungai di Belawan adalah tipologi
muara-muara sungai yang sangat tinggi sedimentasinya dan sangat terpengaruh
dengan pasang naik permukaan laut khususnya pada masa-masa tertentu tiap
bulannya.
E. Kondisi
Geologi dan Jenis Tanah
Berdasarkan
Peta Geologi RTRW Kota Medan 2016, Kecamatan Medan Belawan didominasi oleh
jenis bebatuan Alluvial, berikut definisi dari Aluvial dimaksud :
• Grup Aluvial
Grup
Aluvial umumnya terbentuk dari endapan kasar dan halus yang berumur Quarter
(Qal dan Qh), yang umumnya berasal dari endapan sungai, Grup Aluvial ini
meliputi dataran banjir disekitar jalur aliran Sungai Belawan, dan dataran Aluvial.
Dataran banjir umumnya berpenyebaran disekitar aliran sungai besar didekat
muara berbatasan dengan pantai. Dataran Aluvial merupakan peralihan dari grup
Marin, relatif datar airnya bersifat tawar sampai payau dan bagian besar telah
dimanfaatkan sebagai areal perikanan, persawahan dan perkebunan Secara rinci
satuan lahan/unit lahan yang termasuk dalam grup Aluvial disajikan uraiannya di
bawah ini :
• Dataran Aluvial Peralihan ke Marin
Satuan
lahan ini merupakan dataran Aluvial peralihan ke Marin, dengan bahan sedimen
halus dan kasar masam, bentuk wilayah datar (lereng 3%). Jenis tanah dominan
adalah Troquentsts, Fluvaquents dan setempat yang agak kering di dominasi oleh Eutropepts.
Satuan lahan ini tersebar secara luas dibagian agak hilir sebelah kanan dan
kiri dari sungai Deli.
F. Kepemilikan
Lahan
Dari
hasil survey lapangan dan wawancara terhadap beberapa masyarakat utnuk masalah
kepemilikan lahan yang ada di Kecamatan Medan Belawan sebagian besar dimiliki
oleh PT. PELINDO (Pelabuhan Indonesia) dengan luasan 423,15 Ha dan sebagian
milik masyarakat serta hanya sebagian kecil saja yang dimiliki oleh Pemko
Medan.
G. Nilai Lahan
Nilai
lahan di Kecamatan Medan Belawan pada dasarnya di daerah pinggiran jalan
relatif jauh lebih mahal dibanding dengan nilai lahan yang berada pada
pinggiran inti kota, hal ini disebabkan intensitas kegiatan yang terjadi di
daerah yang berada pada pinggir jalan jauh lebih tinggi.
Menurut data
yang diperoleh melalui Dirjen Perpajakan, untuk kelurahan yang memiliki nilai lahan
yang tinggi terdapat di Kelurahan Belawan I yaitu berkisar Rp. 48.000,- sampai
Rp. 610.000,-. Sedangkan Kelurahan yang memiliki nilai lahan yang rendah
terdapat di 2 (Dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Belawan Sicanang berkisar Rp.
10.000,- sampai Rp. 285.000,- dan Kelurahan Belawan Bahagia berkisar Rp.
48.000,- sampai Rp. 285.000,-.
4.2
Kondisi Solsial
A. Kependudukan
Penduduk
merupakan pihak yang akan memperoleh manfaat dari upaya-upaya penataan ruang.
Dengan demikian dinamika kependudukan memiliki peranan yang penting sebagai
obyek maupun subyek dalam dinamika perkembangan suatu kawasan. Penduduk juga
sebagai faktor utama dalam pembangunan mutlak dibutuhkan dalam menunjang
keberhasilan pembangunan.
B. Kependudukan
Kecamatan Medan Belawan
Penduduk
memegang peranan penting dalam suatu wilayah baik dilihat sebagai subyek maupun
obyek pembangunan. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik
maupun data profil Kecamatan, maka
jumlah penduduk Kecamatan Medan Belawan tahun 2013 adalah 96.280
jiwa dan distribusi penduduk terbesar
berada pada Kelurahan Belawan II yaitu 21.072
jiwa.jumlah penduduk terkecil berada pada kelurahan belawa bahagia yakni
sebanyak 11.985.
C. Komposisi
Penduduk ( Menurut Macam Karakteristik )
Kecamatan
Medan Belawan berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik,
jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki adalah 48.917 jiwa sedangkan
untuk jenis kelamin perempuan adalah 46.792 jiwa dengan total jumlah penduduk
Kecamatan Medan Belawan 95.709 jiwa.
4.3
Potensi di Daerah Pesisir Kecamatan Medan Belawan.
A. Pelabuhan
Belawan
Pelabuhan belawan adalah pelabuhan
yang terletak di kota Medan, Sumatera utera, Indonesia dan merupakan pelabuhan
terpenting dipulau Sumatera. Pelabuhan belawan adalah sebuah pelabuhan dengan
tingkat kelas utama yang bernaung di bawah PT. Pelabuhan Indonesia I. Dengan
letak geografisnya adalah 03° 47’LU 98°42’BT / 3,783°LU 98,7°BT. Pelabuhan belawan memiliki wilayah
sekitar 12.072,33 hektar, terdiri atas beberapa pelabuhan kecil, yaitu
pelabuhan belawan lama, pelabuhan ujung baru, pelabuhan citra, terminal peti
kemas, konvensional gabion, dan terminal penumpang. Pelabuhan ini memiliki
empat dermaga besar. Bahkan, dua dermaga diantaranya mampu menampung kapal
dengan bobot 7000 ton jika berlabu
diasana.
B. Mangroove
Seperti yang kita ketahui Hutan
mangrove memiliki peran ekologis yang besar bagi kehidupan manusia. Telah
berabad-abad lamanya dijadikan tumpuan jutaan orang yang hidup di pesisir.
Hutan ini memiliki banyak fungsi mulai dari penyedia sumber makanan, bahan baku
industri, mencegah banjir, mencegah erosi, hingga fungsi rekreasi.
C. Pantai ocean
pasifik
Pantai ocean pasifik atau di sebut
juga pantai Olo oleh masyarakat sekitar, merupakan salah satu tempat rekeasi
bagi keluarga, pantai yang berhadapan langsung dengan selat malaka dan kita
juga dapat melihat aktivitas bongkar muat peti kemas yang terdapat disekitar
pantai tersebut, pantai ini dulunya di bangun oleh Olo panggabean
4.4
Pemanfaatan Potensi daerah pesisir kecamatan medan belawan
A. pelabuhan
belawan
Dengan keberadaan pelabuhan belawan,
Para masyarakar sekitar memanfaatkannya sebagai peluang usaha dan peluang kerja
bagi masyarakat sekitar, sebagai kuli angkut barang, bongkar muat kapal, dan
menjadi tenaga kebersihan pelabuhan tersebut. Dan sebagian masyarakat membuka
berbagai pertokoan.
B. Mangrove
Pada umumnya masyarakat pesisir
kecamatan medan belawan memanfaatkan jenis-jenis magrove secara lokal untuk
kayu bakar dan bahan bangunan lokal, dan pengalihan fungsi lahan mangrove
menjadi lahan tambak udang,dan luas hutan mangrovepun terus tergerus/ditebangi
masyarakat sekitar secara besar-besaran, dengan luas tambak perorangan mulai
dari 0,5 ha hingga 6 ha perorang.
C.
Pantai Ocean Pasifik
Dengan adanya pantai ocean pasifik
sebagai tempat wisata/rekreasi keluarga, masyarakat di daerah tersebut membuka
restoran dan warung makan sebagai tempat beristrahat pengunjung wisata, dan
juga membuat lokasi taman bermain anak, lokasi bermain bebek air, kolam pancing
bahkan membangun penginapan keluarga. Dan wisata belanja sebagi souvenir dari
daerah pantai tersebut seperti barang-barang Kristal, keramik-keramik cantik.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Potensi di daerah pesisir kecamatan
belawan sangat besar pengaruhnya terhapad pendapatan ekonomi masyarakat
sekitar, tetapi pada pemanfaatannya masih kurang efektif dan justru masyarakat sekitar merusak hutan
mangrove untuk pembukaan dan perluasan
lokasi tambak udang yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan untuk masa
yang akan mendatang
5.2
Saran
Hendaknya pada pemanfaatan potensi
alam di daerah pesisir kecamatan belawan pemerintah setempat dapat melakukan
penyuluhan pemberdayaan masyarakat sekitar tentang bagaimana pemanfaatan potensi
alam yang baik dan benar serta berwawasan lingkungan, agar taraf hidup di
deaerah pesisir tersebut dapat meningkat, baik pada kondisi sosial maupun
ekonomi.
5.1
Kesimpulan
Potensi di daerah pesisir kecamatan
belawan sangat besar pengaruhnya terhapad pendapatan ekonomi masyarakat
sekitar, tetapi pada pemanfaatannya masih kurang efektif dan justru masyarakat sekitar merusak hutan
mangrove untuk pembukaan dan perluasan
lokasi tambak udang yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan untuk masa
yang akan mendatang
5.2
Saran
Hendaknya pada pemanfaatan potensi
alam di daerah pesisir kecamatan belawan pemerintah setempat dapat melakukan
penyuluhan pemberdayaan masyarakat sekitar tentang bagaimana pemanfaatan potensi
alam yang baik dan benar serta berwawasan lingkungan, agar taraf hidup di
deaerah pesisir tersebut dapat meningkat, baik pada kondisi sosial maupun
ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar