IDENTITAS JURNAL
1. Nama Penulis : Veronica A. Kumurur¹ & Setia Damayanti²
2. Judul Artikel : POLA PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN DESA
TENGANAN BALI
3. Nama Jurnal : Jurnal Sabua
4. Nomor : No.1
5. Volume : Vol 1
6. Tahun :
Mei 2009
7. ISSN :
2085-7020
RINGKASAN ARTIKEL
Abstrak
Desa Tenganan merupakan salah satu
desa di bali yang termasuk dalam tipe Bali
Aga merupakan perumahan penduduk asli bali yang kurang dipengaruhi oleh
kerajaan hindu jawa. Bentuk fisik pola perumahan bali aga dicirikan dengan
adanya jalan utama berbentuk linear yang berfungsi sebagai ruang terbuka milik
kemunitas sekaligus sebagai sumbu utama desa.
Pendahuluan
Bali
merupakan salah satu daerah yang mempunyai cirri khas bangunan dan pola
permukiman dengan berorientasi kearah religi. Arsitektur tradisional Bali
tercipta dari hasil akal budi manusia dimana pengejewantahannya di dasari oleh
pandangan terhadap alam semesta, sikap hidup, norma agama, kepercayaan, dan
kebudayaan masa lalu. Menurut Ngorah dkk (1981), yang dimaksud dengan “Arsitektur
Tradisional Bali” adalah suatu corak arsitektur yang berkembang dibali yang
sebagian besar dijiwai olwh agama hindu, meliputi : (1)bangunan-bangunan
keagamaan; (2)bangunan-bangunan perumahan; (3)bangunan-bangunan umum yang
berfungsi sosial.
Arsitektur merupakan suatu proses
estetika total, yaitu dampak dari pengalama budaya total terhadap kehidupan
organis, psikologis dan sosial. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui
pola-pola ruang perumahan dan permukiman masyarakat desa Tenganan, mengetahui
pola-pola permukiman dan perumahan pada desa adat Tenganan di Bali.
Metodologi
Penlitian ini bersifat deskriptif
analisis. Metode pengumpulan data menggunakan motode pengamatan langsung.
Penelitian dilakukan pada bulan juni 2007. Dimana peneliti melakukan
pemotretan, wawancara terhadap responden yang telah ditentukan.
Hasil dan pembahasan
Gambaran umum desa Tenganan Bali
Perumahan
tradisional Bali dapat diklasifikasikan dalam 2 type, yaitu; (1) tipe Bali Aga
dan (2) tipe Bali Dataran. Tipe Bali Aga merupakan perumahan penduduk asli Bali
yang kurang dipengaruhi oleh Kerajaan Hindu Jawa. Lokasi perumahan ini terletak
di daerah pegunungan yang membentang membujur di tengah-tengah Bali, ssebagian
berlokasi di Bali utara dan selatan. Bentuk fisik pola perumahan Bali Aga dicirikan
dengan adanya jalan utama berentuk linear yang berfungsi sebagai ruang terbuka
milik komunitas dan sekaligus sumbu utama desa. Tipe Bali Dataran, merupaka
perumahan tradisional yang banyak dipengaruhi oleh Kerajaan Hindu Jawa. Ciri
utama perumahan ini adalah adanya pola perempatan jalan yang mempunyai 2 sumbu
utama.
Tenganan adalah desa yang mempunyai
keunikan sendiri dibali, desa yang terletak cukup terpencil dan terletak
dikabupaten karangasem. Dapat ditempuh melalui jalan darat sekitar 60 km dari pusat
kota denpasar. Dan desa ini sudah di masuki oleh jaringan listrik dan sarana
dan prasarana lainnya. Desa tenganan mempunyai luas area sekitar 1.500 hektar. Di
desa tenganan masih menggunakan sistem barter diantara warganya, disana banyak
tanaman sawah, kerbau yang bebas berkeliaran dipekarangan mereka. Pendududuk
desa tenganan pada umumnya hidup dari hasil bumi.
Sejarah
dan legenda Desa Adat Tenganan
Didalam desa tengana masih hidup
kepercayaan tentang terjadinya desa tersebut atau lebih mirip dengan mitos.
Disebutkan dalam “Usana Bali” bahwah terdapat seorang raja bernama Mayadenawa
yang terkenal dengan kezalimannya yang berkedudukan di beda hulu/teges, dan
tidak percaya dengan adanya Tuhan dan tidak memberikan sesajen kepada dewa-dewa
di Besakih yang meneyebabkan para dewa-dewa murka, maka diutuslah seorang dewa
yang menjelma menjadi seorang raja untuk memerangi Mayadenawa, dan dalam
peperangan Mayadenawa mengalami kekalahan. Kemudian dalam tradisi hindu Bali
bila seorang raja kalah dalam peperangan maka untuk menentukan daerah kekuasaan
raja yang baru maka dilakukan upacara “Aswa Meda Yahya”, yaitu; upacara
pelepasan seekor kuda hitam berekor putih. Sejauh kuda ini pergi tanpa ada yang
mengganggu atau menangkapnya, maka sejauh itulah batas kekkuasaan raja. Maka
berdirilah desa bernama Tenganan. Nama Tenganan
menurut “Usana Bali” berasal dari letak desa di tengah-tengah dua bukit yang
artinya Ngatenganan.
Pola permukiman desa tenganan
Pola perdesaaan tenganan merupakan
sistem core yang membujur dari utara
keselatan. Dimana fasilitas umum diapit oleh persil-persil perimahan penduduk.
Persil-persl ini terletak di sebelah kiri dan kanan berderet sepanjang utara
sampai selatan sampai berakhir di batas lawang atau pintu gerbang desa.
Pola perumahan penduduk desa tenganan
Rumah
dalam arsitektur tradisional bali, adalah kompleks rumah yang terdiri dari
beberapa bangunan, dikelilingi oleh tembok yang disebut penyengker. Desa tenganan mempunyai susunan permukiman yang
merupakan pola kompleks yang terkurung (terbentengi oleh tembok), dengan masing
masuing memiliki satu pintu keluar/masuk pada masing masing pekarangan untuk
setiap posisi mata angin.
Ditemui bahwa desa tenagan memiliki
3 kelompok perumahan, yaitu; (1) kelopok pola menetap, (2) kelompok pola perkebunan,
(3) kelompok persawahan. Rumah tradisional bali selain menampung aktivitas
kebutuhan hidup seperti : tidur, makan, istrahat juga untuk menampung kegiatan
seperti upacara keagamaan dan adat.
KESIMPULAN
Pola
perumahan dan permuiman desa adat tenganan, hingga saat ini masih tetap di
pertahankan dan tetap harmonis dengan alam. Kearifan adat masyarakat desa
tenganan sangant kuat dan turut mempertahankan pola-pola dalam permukiman
masyarakat desa ini.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL
Kelebihan :
·
Abstrak jelas, sehingga dengan membaca
abstraknya pembaca sudah dapat mengetagui hasil penenlitian
·
Isi jurnal singkat dan padat
·
Kata-kata yang digunakan sudah baik
·
Dilengkapi dengan gambar gambar yang
membuat pembaca lebih memahami topik yang dijelaskan
Kelemahan :
·
Terdapat kata-kata asing (tradisional)
yang tidak di jelaskan pengertiannya.
Terdapat gambar tidak
dijelaskan secara rinci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar