Label

Rabu, 01 Februari 2017

Critikal Jurna Pola permukiman dan perumahan desa Tenganan Bali

IDENTITAS JURNAL
1. Nama Penulis          : Veronica A. Kumurur¹ & Setia Damayanti²
2. Judul Artikel           : POLA PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN DESA
                                      TENGANAN BALI
3. Nama Jurnal            : Jurnal Sabua
4. Nomor                     : No.1
5. Volume                   : Vol 1
6. Tahun                      : Mei 2009
7. ISSN                       : 2085-7020

RINGKASAN ARTIKEL
Abstrak
            Desa Tenganan merupakan salah satu desa di bali yang termasuk dalam tipe Bali Aga merupakan perumahan penduduk asli bali yang kurang dipengaruhi oleh kerajaan hindu jawa. Bentuk fisik pola perumahan  bali aga dicirikan dengan adanya jalan utama berbentuk linear yang berfungsi sebagai ruang terbuka milik kemunitas sekaligus sebagai sumbu utama desa.
Pendahuluan
            Bali merupakan salah satu daerah yang mempunyai cirri khas bangunan dan pola permukiman dengan berorientasi kearah religi. Arsitektur tradisional Bali tercipta dari hasil akal budi manusia dimana pengejewantahannya di dasari oleh pandangan terhadap alam semesta, sikap hidup, norma agama, kepercayaan, dan kebudayaan masa lalu. Menurut Ngorah dkk (1981), yang dimaksud dengan “Arsitektur Tradisional Bali” adalah suatu corak arsitektur yang berkembang dibali yang sebagian besar dijiwai olwh agama hindu, meliputi : (1)bangunan-bangunan keagamaan; (2)bangunan-bangunan perumahan; (3)bangunan-bangunan umum yang berfungsi sosial.
            Arsitektur merupakan suatu proses estetika total, yaitu dampak dari pengalama budaya total terhadap kehidupan organis, psikologis dan sosial. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui pola-pola ruang perumahan dan permukiman masyarakat desa Tenganan, mengetahui pola-pola permukiman dan perumahan pada desa adat Tenganan di Bali.
Metodologi
            Penlitian ini bersifat deskriptif analisis. Metode pengumpulan data menggunakan motode pengamatan langsung. Penelitian dilakukan pada bulan juni 2007. Dimana peneliti melakukan pemotretan, wawancara terhadap responden yang telah ditentukan.
Hasil dan pembahasan
Gambaran umum desa Tenganan Bali
            Perumahan tradisional Bali dapat diklasifikasikan dalam 2 type, yaitu; (1) tipe Bali Aga dan (2) tipe Bali Dataran. Tipe Bali Aga merupakan perumahan penduduk asli Bali yang kurang dipengaruhi oleh Kerajaan Hindu Jawa. Lokasi perumahan ini terletak di daerah pegunungan yang membentang membujur di tengah-tengah Bali, ssebagian berlokasi di Bali utara dan selatan. Bentuk fisik pola perumahan Bali Aga dicirikan dengan adanya jalan utama berentuk linear yang berfungsi sebagai ruang terbuka milik komunitas dan sekaligus sumbu utama desa. Tipe Bali Dataran, merupaka perumahan tradisional yang banyak dipengaruhi oleh Kerajaan Hindu Jawa. Ciri utama perumahan ini adalah adanya pola perempatan jalan yang mempunyai 2 sumbu utama.
            Tenganan adalah desa yang mempunyai keunikan sendiri dibali, desa yang terletak cukup terpencil dan terletak dikabupaten karangasem. Dapat ditempuh melalui jalan darat sekitar 60 km dari pusat kota denpasar. Dan desa ini sudah di masuki oleh jaringan listrik dan sarana dan prasarana lainnya. Desa tenganan mempunyai luas area sekitar 1.500 hektar. Di desa tenganan masih menggunakan sistem barter diantara warganya, disana banyak tanaman sawah, kerbau yang bebas berkeliaran dipekarangan mereka. Pendududuk desa tenganan pada umumnya hidup dari hasil bumi.
Sejarah dan legenda Desa Adat Tenganan
            Didalam desa tengana masih hidup kepercayaan tentang terjadinya desa tersebut atau lebih mirip dengan mitos. Disebutkan dalam “Usana Bali” bahwah terdapat seorang raja bernama Mayadenawa yang terkenal dengan kezalimannya yang berkedudukan di beda hulu/teges, dan tidak percaya dengan adanya Tuhan dan tidak memberikan sesajen kepada dewa-dewa di Besakih yang meneyebabkan para dewa-dewa murka, maka diutuslah seorang dewa yang menjelma menjadi seorang raja untuk memerangi Mayadenawa, dan dalam peperangan Mayadenawa mengalami kekalahan. Kemudian dalam tradisi hindu Bali bila seorang raja kalah dalam peperangan maka untuk menentukan daerah kekuasaan raja yang baru maka dilakukan upacara “Aswa Meda Yahya”, yaitu; upacara pelepasan seekor kuda hitam berekor putih. Sejauh kuda ini pergi tanpa ada yang mengganggu atau menangkapnya, maka sejauh itulah batas kekkuasaan raja. Maka berdirilah desa bernama Tenganan. Nama Tenganan menurut “Usana Bali” berasal dari letak desa di tengah-tengah dua bukit yang artinya Ngatenganan.
Pola permukiman desa tenganan
            Pola perdesaaan tenganan merupakan sistem core yang membujur dari utara keselatan. Dimana fasilitas umum diapit oleh persil-persil perimahan penduduk. Persil-persl ini terletak di sebelah kiri dan kanan berderet sepanjang utara sampai selatan sampai berakhir di batas lawang atau pintu gerbang desa.
Pola perumahan penduduk desa tenganan
            Rumah dalam arsitektur tradisional bali, adalah kompleks rumah yang terdiri dari beberapa bangunan, dikelilingi oleh tembok yang disebut penyengker. Desa tenganan mempunyai susunan permukiman yang merupakan pola kompleks yang terkurung (terbentengi oleh tembok), dengan masing masuing memiliki satu pintu keluar/masuk pada masing masing pekarangan untuk setiap posisi mata angin.
            Ditemui bahwa desa tenagan memiliki 3 kelompok perumahan, yaitu; (1) kelopok pola menetap, (2) kelompok pola perkebunan, (3) kelompok persawahan. Rumah tradisional bali selain menampung aktivitas kebutuhan hidup seperti : tidur, makan, istrahat juga untuk menampung kegiatan seperti upacara keagamaan dan adat.
KESIMPULAN
            Pola perumahan dan permuiman desa adat tenganan, hingga saat ini masih tetap di pertahankan dan tetap harmonis dengan alam. Kearifan adat masyarakat desa tenganan sangant kuat dan turut mempertahankan pola-pola dalam permukiman masyarakat desa ini.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL
Kelebihan :
·         Abstrak jelas, sehingga dengan membaca abstraknya pembaca sudah dapat mengetagui hasil penenlitian
·         Isi jurnal singkat dan padat
·         Kata-kata yang digunakan sudah baik
·         Dilengkapi dengan gambar gambar yang membuat pembaca lebih memahami topik yang dijelaskan
Kelemahan :
·         Terdapat kata-kata asing (tradisional) yang tidak di jelaskan pengertiannya.
Terdapat gambar tidak dijelaskan secara rinci

Tidak ada komentar:

Posting Komentar